Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Cerpen: Ramadan Indah untuk Renata

Diperbarui: 19 April 2023   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Foto Wahyu Sapta.

Memasuki bulan ramadan tahun ini, Renata bersikeras untuk berpuasa. Padahal ia sedang hamil enam bulan, yang merupakan kehamilan pertama baginya. Renata sudah berkonsultasi dengan dokter langganan. Dokter bilang bahwa ia cukup sehat untuk berpuasa. Tentunya dengan catatan selama tidak ada keluhan. Kenapa tidak? Bukankah puasa itu wajib? Pikirnya.

Edo, suami Renata, justru mencemaskan kondisi bayi dan ibunya. Bagaimana jika nanti mereka tidak baik-baik saja? Ia merasa bertanggung jawab bila terjadi sesuatu. Apalagi ini adalah kehamilan yang ditunggu-tunggu.

"Dik, kamu boleh tidak berpuasa. Tidak wajib jika kamu merasa berat dan tidak kuat. Nanti bisa diganti dengan fidyah*)."

"Tapi Bang, aku baik-baik saja. Tidak ada keluhan. Bahkan aku merasa lebih bersemangat. Mungkin bawaan bayi," katanya sambil memperlihatkan pergelangan tangan, yang sekarang lebih berisi.

Edo tersenyum melihat ulah Renata. Dulu ia gadis cantik langsing, sekarang berubah tambun. Pipi tembem. Jadi kelihatan lucu. Tapi, biarlah, yang penting sehat, begitu batinnya.

"Kamu yakin?"

"Mengapa tidak?"

Edo tahu, selama satu tahun menikah dengan Renata, ia hafal tabiat Renata. Jika memiliki keinginan, tidak bisa digoyahkan. Sia-sia jika melarang.

"Baiklah, tapi jika merasa tak enak badan, kamu boleh berbuka."

"Siap, Bosku."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline