Tanggal 28 Desember 2022 lalu, saya mengunjungi Pantai Trenggole Gunung Kidul Yogyakarta. Sebenarnya tidak sengaja sampai sana, karena tujuan awal adalah menengok anak bungsu yang sedang PKL di sebuah balai perikanan.
Sebagai Mahasiswa Akuakultur semester 5, salah satu yang wajib ditempuh adalah PKL di salah satu balai perikanan. Kebetulan mendapat lokasi di Unit Kerja Budidaya Air Laut Sundak, Gunung Kidul Yogyakarta. Balai Perikanan milik Pemerintah.
Sebagai orangtua, ada kecemasan, karena lokasi tersebut jauh dari rumah. Apalagi cuaca sedang tidak bersahabat. Pemikiran saya sebagai ibu, cemas, khawatir, dan tentu saja bleber kemana-mana.
Apalagi saat googling, lokasi itu tampak jauh dari mana pun. Dekat bibir pantai, pasti memiliki ombak yang besar, karena merupakan Pantai Selatan Jawa.
Selama perjalanan, beberapa kali melewati hujan. Kami memakai panduan google maps, yang menyarankan dari Semarang melewati Boyolali, kemudian Klaten, baru ke lokasi. Kalau tampak di peta, seperti jalan lurus saja. Padahal jalannya berkelok-kelok, turunan tajam, terkadang naik, melewati pegunungan, sehingga harus hati-hati.
Saya yang duduk di depan, serasa ikut mengerem, karena tegang selama perjalanan. Terkadang melewati hutan jati dengan tanah putih khas Gunung Kidul. Kami berpikir, ini kalau malam hari pasti serem.
Mendekati lokasi, loh... loh... loh... bukankah kami pernah ke sini? Dulu sekali, ketika anak-anak masih kecil. Ya, ya, ternyata lokasi yang hendak kami tuju, melewati wisata laut Pantai Panjang, Pantai Krakal, Pantai Kukup, dan sekitarannya. Bahkan sampai ke Pantai Indrayanti.
Tidak disangka, lokasi ini ramai oleh wisatawan yang akan menikmati pantai. Akan tetapi karena sudah menjelang malam ketika sampai, maka sudah tidak banyak yang masih bertahan di pantai. Hanya beberapa orang masih ada dan warung-warung masih buka. Saya sedikit lega, paling tidak, masih bisa bertemu orang dan tidak sepi.