Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Seusai Hujan

Diperbarui: 21 Maret 2021   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Wahyu Sapta.

Seusai hujan, selalu ada tetes air tertinggal di bunga-bunga, selaksa rindu menetap, menyisakan lara juga tawa.

Pendaran warna membias indah, tertawan hati saat gundah melesap sirna dalam bintiknya.

Simpanlah rindu itu untukku, katamu, lalu luruh bersama angin, jatuh ke tanah, mengisi pori-pori, meresap dalam.

Menetap sebentar, lalu mengalir mencari pemilik rindu yang bersembunyi malu, ah, aku di sini, katanya.

Jika musim kemarau segera tiba, tetes air pasti akan berguna, melembabkan kekeringan, agar tetap indah tak jadi coklat.

Tetes air selaksa rindu, kekasih. Foto: Wahyu Sapta.

Merah tersaput manik-manik tetes air hujan yang tak kompromi. Foto: Wahyu Sapta.

Indah, hei, rindu itu membias untukku! Foto: Wahyu Sapta.

Daunpun ceria, ikut berkejaran menyimpan rindu dalam tetes air bermanikam. | Foto: Wahyu Sapta.

Ada rindu untukku? Jawablah!

Semarang, 210321.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline