Waktu itu seperti mengejar. Begitu cepatnya waktu berjalan, hingga kadang bergumam,"Iya ya, kok rasanya cepat banget waktu berlalu. Padahal baru kemarin kita menyambut ramadan. Eh, sekarang sudah hampir lebaran."
Waktu itu memang berlalu begitu cepat. Tanpa sadar, kita telah melewati siang, malam, kemudian hari, minggu, bulan, dan tahun, juga melewati usia demi usia.
Kita menjalani suatu ritme, dengan rutinitas pagi, siang, malam, lalu kembali lagi pagi, siang, malam dan seterusnya. Menjalani kehidupan dengan rutinitas yang hampir sama bagi setiap manusia.
Tetapi tahukah bahwa untuk apa hidup itu sendiri?
Pada dasarnya setiap dari kita, hidup adalah waktu menunggu. Menunggu apa? Menunggu kematian. Ada yang cepat, ada pula yang lambat hingga pada usia yang sudah renta. Semua sudah digariskan oleh Sang Maha Pencipta, Allah Azza Wa Jalla.
Lalu bagaimana menjalani kehidupan sebelum waktu kematian itu datang?
Kita diberi kesempatan untuk menjalani hidup dengan kebaikan-kebaikan. Apakah bisa memanfaatkannya atau hanya kesia-siaan saja. Karena mau tidak mau dan siap tidak siap, waktu akan berlalu di kehidupan manusia.
Mempersiapkan bekal dengan amalan-amalan kebaikan. Ibadah kepada Allah dan menjaga keimanan. Selalu dalam kondisi rasa bersyukur. Sesungguhnya, kehidupan itu sementara. Hanya mampir sebentar, kemudian akan berpindah ke alam yang lebih luas.
Orang yang beriman, akan bersiap diri dengan taubat, istighfar, menghitung diri dengan kebaikan dan selalu bertindak baik.
Segala amalan-amalan kebaikan akan berguna untuk bekal untuk menjalani kehidupan kelak sesudah kematian.
Kematian itu datangnya tidak bisa diprediksi