Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

5 Alasan Saya Menyukai Kucing, Salah Satunya karena Dengkur

Diperbarui: 17 Juni 2021   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kucing yang lucu. Foto: Wahyu Sapta.

Teman saya pernah curhat, ia tidak menyukai kucing. Ada berbagai alasan mengapa ia tidak menyukainya. Ia juga takut bila didekati seekor kucing. Sebenarnya sih, cenderung bukan takut. Tetapi semacam phobia, karena orang tuanya dulu takut dengan kucing. Begitu juga kakek neneknya.   

Eh, anaknya teman saya itu juga tidak menyukai kucing. Kalau sedang berkunjung ke rumah, kadang kakinya naik kursi ketika ada kucing mendekat. Saya pun membatin, "Padahal, kucing itu kan imut. Mengapa harus takut?" 

Asal kita merawatnya dengan penuh kasih sayang, mengajarinya agar tidak pup sembarangan, tidak akan merepotkan. Maka akan menjadi hal yang menyenangkan ketika bersamanya. Kucing juga tidak menakutkan dan galak. Bahkan manis manja. 

Tentang kucing ini, saya berkebalikan dengan teman saya tadi. Saya menyukainya, hingga kadang ketika bertemu kucing di jalan, saya menyapanya, "Hai, Pus. Kamu kok ganteng sih?" Menurut saya, kucing itu ganteng dan cantik. Lucu dan imut. Hahaha... aneh kan? Namanya juga suka. 

Kucing membuat saya terhibur dengan tingkahnya yang lucu. Sampai-sampai orang terdekat saya hafal. Dan mereka tertular. Mereka juga sering cerita ketika bertemu kucing. "Bun, aku tadi ketemu pus. Bagus banget loh. Iyeng aja kalah ganteng." Berbagi foto tentang kucing di keluarga juga sudah biasa. Hehehe...

Baca juga: Cat Lover Pasti Paham Rasanya Jadi Babu Kucing!

Nah, kucing itu bisa menjadi teman yang baik buat manusia, loh. Mereka memiliki insting untuk mengetahui siapa yang suka dan yang tidak suka padanya. Sehingga ketika kita suka padanya, maka kucing pun membalasnya dengan menyukai kita juga. 

Jika ditanya kenapa saya menyukai kucing, maka ada 5 alasan untuk itu. 

1. Kucing bisa menjadi teman bicara, hiburan, dan penghubung
Meskipun dengan bahasa yang berbeda, kucing bisa menjadi teman bicara. Ketika saya bicara apa, kucing menyahut apa. Alih-alih saya jadi tertawa sendiri. Merasa lucu. Mereka juga mengerti kalau kita sayang padanya.

Kadangkala pula, kucing menjadi obyek guyonan di keluarga. Kami ramai-ramai mengajak bicara kucing dan bercanda. Dimarahi juga tidak protes. Jawabnya hanya mengeong.

Apalagi ketika kucing merasa lapar. Maka mereka mengeong semakin keras, bagai paduan suara. Bisa menjadi bahan hiburan untuk kami. Nah, kucing juga bisa menjadi penghubung keakraban antar keluarga, bukan? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline