Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Puisi | Cahaya dan Hening Malam

Diperbarui: 9 September 2019   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pixabay.com

Keheningan adalah miliknya, bertandang setiap hari, menemani tanpa berusaha untuk melepasnya.

"Aku selalu cinta pada hening, lalu kucoba menerobos indahnya. Hei, hening, apa kabarmu hari ini? Bertemu denganmu memberikan aroma optimisme di dadaku," katanya begitu setiap malam.

Tak ada sisa pagi dan siang. Yang ada hanya gelap dan malam. Lalu kesyahduan hening membuatnya terbawa dalam kebaikan yang diyakininya bisa memberinya panjang umur.

"Tetapi, meski aku tak menyukai pagi, bahkan siang, mereka hanya menuntutku agar aku senantiasa terjaga, itulah saat terindah bisa menemui kekasihku." runtuknya.

Kekasih di sisi benua berbeda, menembus relung jiwa, lalu cahaya adalah kuncinya.

Ia berkeluh kesah pada keheningan malam, 

sedang malam tak memberikan jawaban apa-apa.

(9/9/19)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline