Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Kepada Slamet, Yanto, dan Paimin, Kalian Telah Lama Membantu Kami

Diperbarui: 4 Juni 2019   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Slamet (kaos putih), Yanto (kaos coklat), Paimin (baju kotak coklat). Dokpri.

Kepada: Slamet, Yanto dan Paimin

Mungkin orang tidak kenal siapa kalian. Tetapi bagi kami, kalian bagaikan keluarga sendiri. Kami sangat mengenal kalian, keluarga kalian, anak-anak kalian, kadang orang tua kalian. Kami juga sering berkunjung ke rumah kalian. Kalian sudah kami anggap saudara sendiri.

Kalian adalah garda terdepan dalam membantu kami membuka usaha. Pekerjaan kalian sebagai tukang selama lebih dari sepuluh tahun mengikuti kami, sungguh sangat berarti.

Di bulan Ramadan suci ini, kalian tetap menjalani puasa. Meskipun dengan susah payah. Cuaca yang menyengat, tak menghalangi kalian berpuasa. Dengan niat beribadah kepada Allah Ta'ala, puasa bukan halangan untuk tetap bekerja.

Apalagi menjelang lebaran, ketika biasanya pekerjaan bertambah banyak. Banyak orang memesan memperindah rumah di hari lebaran nanti. Tetapi kalian tetap bersemangat membantu kami menyelesaikan pekerjaan itu. Kalian adalah pekerja keras. 

Padahal jika dalam agama, sebenarnya kalian diperbolehkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadan jika tidak kuat. Karena keadaan yang tidak memungkinkan kalian untuk berpuasa. Kalian termasuk golongan orang pekerja keras.

Dalam agama, seorang pekerja keras seperti kuli bangunan, tukang becak, diwajibkan tetap berpuasa, dengan niat puasa di waktu subuh. Tetapi jika dalam perjalanannya tidak kuat menjalani puasa karena keadaan darurat yang membahayakan kondisi kesehatan jika tetap melanjutkan berpuasa. Boleh membatalkan puasanya dan digantikan di hari lain.

Kadang kala, pekerjaan itu di luar area, di mana kondisinya masih berupa lahan yang tidak berpenghuni. Panas terik matahari, tentu saja sangat menyerap energi kalian. Padahal sedang berpuasa. Membuat bangunan, mengaduk semen, membuat kolam, menata tanah, menanam tanaman, mencangkulnya hingga berbentuk gundukan yang cocok menjadi sebuah lahan untuk dibuat sebuah taman.
Kalian kuat. Kalian tetap berpuasa. Dan bekerja membantu agar pekerjaan ini cepat selesai tepat waktu. Badan lemas dan energi yang terkuras tak menghalangi kalian. Tetap semangat.

Mengaduk semen, membuat kolam, sudah biasa. Tak peduli panas menyengat. Tetap semangat, tetap berpuasa, meskipun berat dan menguras energi. (Dokpri).

Kalian sudah matching dengan sang desainer. Cocok dan tahu apa yang dimaui oleh desainer taman. Kalian ibarat senyawa. Sehingga saat di lapangan bisa tahu apa yang harus dikerjakan, tanpa harus banyak disuruh. Sedikit pengarahan, kalian sudah mengerti. Tanpa banyak kesalahan yang diperbuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline