Setiap orang, pasti memiliki hobi. Yaitu sebuah minat dan bakat yang dimiliki secara alamiah. Tinggal bagaimana ia mengatur hobi tersebut menjadi sebuah kesenangan, yang membuat hati pemilik hobi menjadi segar kembali. Hobi itu bisa saja kesenangan pada bidang tertentu. Orang menikmati dalam menjalani hobi. Ada bermacam-macam hobi. Seperti bidang seni, melukis, sastra, drama. Atau bidang otomotif, mengutak-atik mesin mobil atau motor menjadi kesenangan tersendiri.
Bagi seorang ibu seperti saya, juga memiliki hobi loh. Tidak cuma satu, bahkan beberapa. Menulis, membaca, memotret, dan memasak. Hobi tersebut berkisaran di lingkungan sendiri. Seperti memotret. Maka saya akan memotret apa saja yang ada di sekitar, yang biasa saya alami dalam keseharian. Memotret juga salah satu hobi saya dalam melampiaskan jiwa kepo saya. Juga merupakan salah satu obat pusing yang ajaib. Karena ketika hobi tersalurkan, maka rasa kepo hilang dan dunia terasa refresh.
Di bulan ramadan ini, jika sedang tidak bepergian, maka sembari menunggu berbuka puasa ada keisengan untuk memotret sesuatu yang ada di sekitar. Misalnya, selesai memasak, maka masakan menjadi incaran hobi memotret. Mungkin lebay bin ajaib. Tetapi hobi tersebut menyenangkan hati dan saya suka. Atau ketika bunga-bunga bermekaran di kebon samping rumah, tidak akan lolos dalam bidikan kamera handphone. Modalnya sih hanya kamera handphone.
Hasil yang memuaskan menurut versi saya itulah yang saya cari. Lalu kadang saya posting di Instagram, Facebook, atau Twitter. "Wah, tante eksis nih." komentar keponakan saya yang menjadi teman di media sosial. Biasanya saya hanya tertawa membaca komentar itu. Daripada hidup dibikin susah, pusing tidak ada juntrungnya, maka hobi memotret ini salah satu peredam pusing, kan? Daripada ghibah, ngomongin orang lain, lebih baik menyalurkan hobi.
Apalagi di bulan ramadan ini ada jeda waktu selesai tugas memasak dan menunggu berbuka. Tidak hanya memotret sih. Menulis juga. Tetapi menulis itu membutuhkan konsentrasi. Padahal pada saat berpuasa konsentrasi sedikit berkurang. Maka biasanya saya lakukan setelah berbuka, atau pada saat pagi hari selesai sahur.
Nah, hobi itu adalah sebuah karunia Allah SWT yang sayang kalau di sia-siakan. Meskipun mungkin hobi tidak menjadi pekerjaan tetap, tetapi hobi bisa bermanfaat. Misalnya memberi inspirasi pada orang lain. Bisa mendatangkan rezeki. Contohnya, hobi menulis saya, kadang berbuah manis. Mendapat honor, meskipun nominalnya tidak seperti pekerjaan utama, tetapi membawa kepuasan tersendiri. Namanya juga hobi, tentunya kepuasan batin yang utama. Apresiasi dari orang lain juga merupakan hitungan kepuasan tersendiri.
Jangan takut menyalurkan hobi ya. Meskipun hobi itu mungkin remahan bagi orang lain, tetapi hobi yang dimiliki merupakan surga kepuasan buat diri sendiri. Syukur-syukur bisa menginspirasi orang lain. Amin.
Semarang, 20 Mei 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H