mau dikata apa, bila di kehidupanku, merajuklah dua lelakiku, tak ada jeda untuk merayu mereka, karena keduanya orang berharga dalam hidupku,
"sayang, aku di sini untuk kamu. jangan bersedih," kataku pada lelaki pertamaku,
lalu kemudian lelaki keduaku tak mau kalah dengan dirinya, hei, aku juga mau kau di sini, mengapa hanya dia yang kau perhatikan?
apakah aku harus membelah diri untuk bisa sampai pada kalian? kataku sambil berpura-pura marah,
tetapi mereka secepat kilat memintaku agar tak lagi memperhatikan rajukannya. aku hanya khilaf, katanya. mereka sungguh-sungguh membuatku manyun cemberut.
ya, ya, suatu hari, kedua lelakiku mengajakku ke tempat yang indah,
mereka berebut untuk bisa mendapat perhatianku. aku berkata, kalian ini apa sih? seperti anak kecil saja, seruku sambil mengernyitkan dahi tanda tak senang, tetapi mereka hanya mentertawakanku. eh, awas ya, tunggu!
meski begitu, kedua lelakiku selalu bersiap jika aku membutuhkan sesuatu, bagai seorang ratu, jumawa diantara keduanya,
mereka selalu memegang kedua tanganku bagai tak ingin terlepas, apalagi terluka. oh, kalian benar sayang padaku.
lalu keduanya memelukku bersama-sama,
sayang, aku mencintaimu!