Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

"Puasa Kok Masih Suka Marah, Dik?"

Diperbarui: 16 Mei 2018   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Lifestyle Kompas

Sedari tadi adik marah-marah terus, padahal sedang berpuasa. "Ada apa sih dik, kok marah terus. Hayo, nggak boleh marah loh. Nanti puasanya nggak dapat pahala. Adik cuma dapat lapar dan hausnya saja. Mau yang begitu?" tanya bunda. Adik tetap cemberut, tetapi sudah agak mendingan. Lambat laun, cemberutnya hilang dan sudah bisa tersenyum, meski terpaksa. Adik tidak mau puasanya hanya mendapat lapar dan haus saja dan tidak memperoleh pahala. Rugi jadinya. Seperti yang diajarkan gurunya di sekolah, bahwa saat berpuasa, adalah menahan hawa nafsu seperti marahnya itu, selain juga menahan lapar dan haus.

Kata guru di sekolahnya juga, bahwa berpuasa itu menahan diri agar tidak cepat marah, meskipun sedang kesal. Dengan teman-temannya juga harus baik. Tidak boleh saling mengejek dan berkata yang menyakitkan hati, meskipun sedang bercanda. Hal yang tak baik, bisa menggugurkan amalan berpuasa. Maka itu, selama berpuasa harus bisa menahan diri.

Apa sih berpuasa itu? Berpuasa atau shiyam berarti menahan diri dari segala apa saja yang membatalkannya, semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat beribadah kepada Allah SWT semata. Sedangkan puasa di bulan suci Ramadan bagi umat muslim hukumnya wajib.

Apa saja yang membatalkan puasa? Antara lain adalah makan dan minum dengan sengaja sebelum waktunya berbuka, haid bagi perempuan, jima' di siang hari saat berpuasa, muntah dengan sengaja.

Sedangkan yang membatalkan pahala puasa adalah hal-hal yang menjadikan nilai atau pahala menjadi tidak sempurna. Meskipun puasanya tetap sah secara hukum, tetapi hanya mendapatkan pahala yang sedikit. Bahkan bisa saja tidak memperoleh pahala. Hanya memperoleh lapar dan haus saja. Misalnya berkata dusta, menggunjing, berkata kotor atau marah, mengadu domba.

Jadi, apalah artinya berpuasa di bulan suci Ramadan ini, jika hanya menahan lapar dan haus saja, tetapi tidak bisa menahan hawa nafsunya.

Selain itu, dengan berpuasa di bulan suci nan penuh berkah ini, diharapkan mejadikan kita menjadi manusia baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Jika selama berpuasa bisa mengendalikan diri, dengan sendirinya menjadikan kita bisa mengontrol diri sendiri. Bisa menjadikan kita tahu, apa yang seharusnya kita lakukan dalam hal kebaikan. Menjadikan kita menjadi suci kembali. Harapannya, nanti kita mampu  menjadi manusia yang selalu tidak suka marah, sesama teman saling menghormati, tidak saling mengejek dan bisa bekerja sama. (sssttt... apalagi di tahun politik ini ya, harus bisa saling menahan diri deh, jika pengin puasanya lebih afdol.)

Selama bulan suci Ramadan dituntut untuk bisa bersikap adem meski harus menahan lapar dan haus. Berat loh. Pada saat kondisi lapar dan haus, biasanya memang mudah tersulut emosi. Tetapi dengan menahan lapar dan haus tersebut, kita bisa merasakan artinya ketiadaan dan kekurangan. Bahwa selama ini orang yang mengalami kekurangan, begitulah rasanya. Menahan lapar dan haus karena tidak mampu. Timbul rasa empati pada diri kita, untuk berbuat lebih baik. Ujung-ujungnya, timbul rasa ingin memberi dan bersedekah pada orang yang lebih kekurangan.

Sedekah dan memberikan harta berlebih adalah wajib. Sebagian dari harta kita adalah milik mereka yang sedang kekurangan. Limpahkan harta tersebut yang bukan hak kita. Dengan demikian akan menjadikan kita manusia yang lebih bersih, lebih suci terbebas dari hal yang bathil. Apalagi jika sedekah dilakukan pada saat bulan suci yang maghfiroh ini. Pahalanya bisa berlipat ganda. Bisa menjadi tabungan amal. Maka berlomba-lombalah menanam kebaikan. Mumpung masih diberi tarikan nafas dan kesempatan untuk itu dari Sang Maha Pencipta. So, tunggu apalagi?

Jangan hanya menjadikan puasa biar kita menjadi lebih kurus saja ya, karena mengurangi makanan selama bulan puasa. Hehehe... Kadang, ada juga loh, yang berpuasa bertujuan biar lebih kurusan. Padahal, banyak sekali hikmah yang dapat kita petik di balik perintah selama satu bulan penuh berpuasa di bulan suci Ramadan ini.

Nah, kembali ke adik yang suka marah saat berpuasa tadi, sekarang lebih mendingan. Dengan memberinya pengertian, bahwa berpuasa adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan pahalanya, maka puasanya di bulan suci Ramadan menjadi lebih khusyuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline