Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Nancy

Diperbarui: 10 Oktober 2017   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

SMA Ksatria 01, ruang kelas 10 IPA2. Ini adalah pelajaran matematika. Hening. Tak ada yang berani ramai, apalagi berisik. Coba berisik, bu Hesti pasti langsung marah. Tahu penyebabnya? Karena tak ada yang bisa mengerjakan soal yang diberikannya barusan. Termasuk Ahma, murid paling pandai di kelas ini. 

Ya, ya, sebenarnya, saat Nancy melihat soal itu, ia bisa mengerjakan. Tetapi ia tidak berani tunjuk jari. Ia hanya segan. Bu Hesti galak, wajahnya cemberut. Suka marah-marah. Apalagi ia juga tak pernah terlihat "lebih" di mata guru dan temannya. Mana ada yang percaya bahwa ia bisa mengerjakan soal itu. "Sumpah ya, soal itu gampang banget," serunya dalam hati.

Sebenarnya ia sudah gatal untuk maju ke depan kelas, karena bu Hesti yang selalu marah-marah. Tetapi ia bertahan. Ia memang suka mager alias malas gerak kalau tidak disuruh maju. Hingga ia terkaget dengan suara menggelegar. Bu Hesti memanggil namanya!

"Nancy.... coba kamu maju, kerjakan soal ini!" kata bu Hesti. Dengan sedikit grogi, Nancy melangkah maju ke depan. Menuju papan tulis.

"Baik, bu." 

Lalu dengan sigap Nancy mengerjakan soal matematika dengan cepat. Bu Hesti terlihat senang. Tetapi ia jaim. Bukan bu Hesti namanya kalau tidak galak. Mukanya tetap cemberut.

Heemm...Rasanya lega, lalu Nancy duduk kembali ke bangkunya. 

"Nah, begitu. Nancy saja bisa mengerjakan soal ini dengan mudah. Kalian nggak ada yang bisa, termasuk kamu, Ahma," Bla..bla...bla...

Tuh kan, bu Hesti memang pemarah! Padahal kan Nancy bisa mengerjakan soal itu.

***

SMA Ksatria 01. Kantin. Seperti biasa, Nancy jajan semangkok kacang hijau dengan taburan es parut. Cukup buat mengganjal perutnya yang lapar. Pagi tadi terburu-buru hingga hanya sempat makan dua suap saja. Itupun maminya yang menyuapi. Sebenarnya ia malas untuk sarapan, tetapi maminya memaksa. Ya sudah, ia manut saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline