Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Puisi | Rembulan dan Cinta

Diperbarui: 4 Oktober 2017   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: youwall.com

malam ketika rembulan menitipkan cahaya pada pusaran angin yang sedang basah oleh sisa hujan, bergegas kupunguti tetes-tetes air yang menyala karena sinarnya

apa yang kamu mengerti tentang cinta? tanyamu

:adalah sebuah perpaduan antara keduanya, rembulan yang bersinar terang lebih besar dari biasanya dan tetesan air hujan semata, membawa cinta, untuk sang arjunaku

hei, itu aku? tanyamu

tiba-tiba kesunyian mendera, hanya gelap malam yang tertutup awan mendung, hujan tampaknya kembali datang

aku mencarimu, katamu

tetapi aku terlanjur luluh oleh pekatnya malam dan sunyinya bintang-bintang saat sang rembulan bersembunyi

lalu bagaimana dengan fajar, saat tetes embun sisa hujan tadi malam, menitik pelan kemudian sirna? apakah kamu ada di sana? tanyamu

rembulan ada menipis, lalu akan muncul sore nanti, tunggulah aku

:aku adalah seorang yang setia lagi cinta.

Semarang, 4 Oktober 2017.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline