Lihat ke Halaman Asli

Anakku Cucuku......

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini bukan kisah sinetron, atau lawak yang lagi ngetren di layar TV indonesia. Dalam lima bulan terakhir di tempat saya tinggal, di Penajam Paser Utara (PPU) - Kaltim, telah terjadi dua kali kejadian seorang ayah tega menghamili anak kandungnya.

Yang pertama terjadi akhir bulan Januari lalu, di Desa Rawa Mulia, Babulu, PPU yaitu seorang bapak Sukardi (41) tega menggauli anaknnya sendiri Yn (17) sampai hamil dan melahirkan, dan tragisnya agar tidak diketahui banyak orang orang melahirkannya pun dilakukan di sawah. Istri dari pak Sukardi, baru mengetahui hal ini setelah polsek Babulu menyelidiki kasus ini.

Yang kedua, terjadi pada awal bulan ini di dekat tempat tinggal saya di Desa Waru, Kec. Waru, PPU. Seorang bapak yang bejat inisial S (40), tega menghamili anak kandungnya sendiri sebut saja bunga (15) yang masih duduk dibangku kelas 3 SMPN di Waru. Alasan beda tempat kerja dan berjauhan dengan istri, dan tinggal serumah dengan anaknya dijadikan alasan untuk menghalalkan perbuatan bejat itu.

Sungguh suatu ironi, anak yang dibesarkan, darah daging sendiri, menjadi pelampiasan nafsu seks dari bapak kandung. Peristiwa tragis yang menyayat hati ku, sebagai seorang bapak. Seperti lagunya Alm. Meggy Z - Teganya...teganya...teganya........teganya.............

Iseng - iseng saya search lewat google dengak mengetik "ayah menghamili anak kandung".... Ternyata hasilnya luar biasa banyak kejadian seperti itu.

Saya bukan psikolog yang pintar menganalisa perbuatan yang menyimpang ini, tapi ini sudah membuktikan bahwa moral masyarakat sudah tidak karuan rusaknya. Perdagangan film porno merajalela, sinetron di TV yang tak mendidik, film - film horor berbalut seks sudah merajai film-film bioskop dan selalu ramai, Lokalisasi terselubung dimana-mana, karaoke dan panti pijat plus-plus juga sangat marak.

Apakah sudah sedemikian parahnya kah, bangsaku ini...??? Ketika hawa nafsu di utamakan dan moral, etika menjadi tidak penting....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline