Lihat ke Halaman Asli

Anthropology's Future?

Diperbarui: 6 Juli 2015   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah membahas beberapa materi tentang antropologi dalam artikel-artikel yang sebelumnya, saya menjadi tertarik untuk mencari tahu bagaimana keadaan antropologi di masa yang akan datang. Apakah salah satu cabang ilmu sosial ini tetap begini-begini saja ataukah akan terus berkembang menjadi ilmu yang lebih praktis dan dapat lebih kita rasakan manfaatnya secara riil dalam kehidupan sehari-hari

Seperti yang telah kita ketahui bersama, ilmu antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia, mulai dari bentuk fisik sampai kebudayaan yang berkembang dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Kebudayaan merupakan salah satu aspek penting yang dikaji dalam antropologi, sehingga konsep-konsep dasar tentang kebudayaan berkembang menjadi alat analisis dari yang dulunya hanya merupakan sarana untuk mendeskripsikan tentang kebudayaan itu sendiri.

Konsep-konsep dasar tersebut ialah adaptasi dan kebudayaan. Konsep adaptasi mengkaji tentang bagaimana seorang manusia akan beradaptasi dalam menghadapi berbagai masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mungkin akan dihadapinya dalam kehidupannya sehari-hari. Dan menghadapi berbagai kemungkinan dalam kehidupan itulah yang menjadi tugas utama dari suatu kebudayaan. Oleh karena itu, setiap manusia yang ada di muka bumi ini pasti memiliki suatu kebudayaan tersendiri agar dapat menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dalam kehidupannya.

Meskipun terkadang terlihat sangat stabil, tapi sebenarnya suatu kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang bertahap dan hal tersebut merupakan karakteristik dari sebuah kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut bersifat universal atau berlaku bagi seluruh kebudayaan yang ada, baik bagi kebudayaan yang sudah maju maupun kebudayaan yang masih berkembang. Kebudayaan merupakan harta karun yang harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya agar suatu saat tidak punah. Salah satu cara untuk menjaga keberadaannya ialah dengan membuat tradisi-tradisi khas kebudayaan tersebut ke dalam pranata-pranata sosial yang berada dalam masyarakat tertentu. Sehingga suatu kelompok masyarakat yang pranata sosialnya telah bercampur dengan tradisi-tradisi kebudayaannya akan menjadi lebih berwarna, lebih berkarakter, dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan kebudayaan-kebudayaan lain. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa struktur sosial dalam suatu kelompok masyarakat merupakan penerapan dari pranata-pranata sosial yang telah bercampur dengan tradisi-tradisi kebudayaannya dan telah disesuaikan dengan keadaan lingkungan sosial dimana kelompok tersebut akan menghadapi berbagai kemungkinan yang muncul dalam kehidupannya sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline