Lihat ke Halaman Asli

Wajah Lain Teori Evolusi

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut Saifuddin (2005), "evolusi bisa didefinisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan, seperti perubahan dari sederhana menjadi kompleks". Ciri dari evolusi adalah proses perubahan yang terjadi cenderung memakan waktu yang cukup lama/evolusi berproses secara lambat. Saat kita membicarakan teori evolusi, pasti ada nama seorang tokoh terkenal yang terlintas difikiran kita. Tokoh tersebut ialah Charles Darwin yang terkenal dengan bukunya yang berjudul "The Origin of Species" pada tahun 1859 yang menyatakan bahwa seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini berasal dari satu spesies yang akhirnya berevolusi menjadi berbagai spesies yang berbeda-beda. Teori ini sempat menggemparkan dan membawa pro kontra sepanjang keberadaannya dikalangan ilmuan pada masa itu.

Saat menerbitkan buku ini, Darwin sendiri menyadari bahwa terdapat banyak kelemahan dalam teorinya yang memiliki potensi untuk menghancurkan teorinya tersebut. Tapi Darwin tetap menggagas teori itu dengan harapan ilmuan pada masa yang akan datang dapat membuktikan kebenaran dari sebagian teorinya tentang evolusi yang belum bisa ia buktikan kebenarannya. Namun, ternyata beberapa tahun setelah kemunculan teori ini, terdapat ilmuan-ilmuan yang berhasil membuktikan kelemahan dari teori evolusi Darwin satu-persatu, sehingga beberapa tahun kemudian teori evolusi yang digagas oleh Charles Darwin mengalami keruntuhan.

Meskipun teori evolusi telah runtuh (jika ditinjau dari ilmu biologi), tetapi ternyata teori evolusi masih belum runtuh dan bahkan masih terus berlanjut hingga sekarang jika dilihat dari aspek kebudayaan dan peradaban. Bukti nyata dari pernyataan diatas bisa kita lihat di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh adalah adanya perubahan cara berpakaian dari zaman dahulu hingga sekarang, berubahnya menu masakan yang dikonsumsi, berubahnya cara menyambut tamu, dan berbagai macam hal lainnya yang telah mengalami perubahan nyata di dalam kehidupan kita.

Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perubahan-perubahan tersebut. Salah satu faktor internal yang mempelopori perubahan ini adalah keinginan manusia untuk selalu berkembang menjadi pribadi yang lebih modern atau istilah gaulnya menjadi orang yang lebih update, sehingga mereka mulai meninggalkan kebiasaan/kebudayaan yang mereka miliki dan mulai mengikuti mode/tren yang sedang berkembang di masyarakat modern. Sedangkan faktor eksternalnya adalah tak terbendungnya arus globalisasi yang menyediakan informasi dan gaya hidup baru yang selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu, sehingga masyarakat cenderung mencampur adukkan budaya asli mereka dengan mode yang sedang ramai digunakan oleh masyarakat modern. Akibatnya, kebudayaan dan kebiasaan mereka mulai berubah sedikit demi sedikit sampai akhirnya benar-benar berubah menjadi sebuah kebudayaan baru.

Referensi:

Saifuddin, A.F., (2005) "Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Kencana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline