Lihat ke Halaman Asli

Dampak Bermain Game Online Dilihat dari Perspektif Literasi Digital

Diperbarui: 9 Juli 2021   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Game Online merupakan sebuah wujud perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini. Hampir semua orang sudah pernah mengakses Game Online. Hal ini disebabkan mudahnya untuk mengakses Game Online, hanya diperlukan sebuah  SmartPhone yang terhubung dengan jaringan internet, sudah dapat menikmati Game Online. Internet mengubah teknologi komunikasi secara masal, dimana semua orang dari seluruh penjuru dunia dapat terhubung asalkan memiliki askes internet.
Bermain game online saat sedang jenuh atau waktu luang memang sangat menyenangkan. Namun, tahukah kamu bahwa game online juga bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita? 

Tidak sedikit remaja yang berubah menjadi pecandu game sehingga lupa pada jati diri mereka yang sesungguhnya. Dampak dari game online remaja juga sering berbicara kasar sehingga mereka terbiasa melakukan hal tersebut kepada siapapun bahkan kepada orang yang lebih tua. Perubahan perilaku sosial pada remaja akibat bermain game online sudah bisa kita rasakan saat ini, dahulu sebelum game online menjamur seperti sekarang, remaja menghabiskan waktu untuk membantu orang tua, kerja kelompok dan berkumpul dengan teman sebaya. 

Selain dampak negatif, ternyata game online memiliki sisi positif yaitu, dapat melatih kita berbicara menggunakan bahasa Inggris, dapat melatih mental kita, dan dapat menghasilkan cuan ketika mengikuti sebuah turnamen dan memenangkannya. Bedanya sekarang remaja berkumpul hanya untuk bermain game online hingga larut malam dan sering lupa akan kewajiban mereka.

Game Online itu sendiri terdiri dari beberapa jenis. Ada yang dinamakan MMORPG (Massively Multiplayer Online Role Playing Game), MMOG (Massively Multiplayer Online Games), MMORTS (Massively Multiplayer Online Real Time Strategy), MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) dan lainya.

Sebenarnya bermain game online bisa saja mendatangkan dampak positif maupun dampak negatif. Namun, di Indonesia baru memasuki tahun transisi antar generasi sehingga menyebabkan ketidakseimbangan budaya antara generasi X dan Y. Mayoritas generasi X berpendapat bahwa game online itu hanyalah untuk bersenang-senang sementara mayoritas generasi Y berpendapat bahwa game online bisa menjadi suatu mata pencaharian seperti streamer, youtuber dan lain sebagainya.

Apabila kita selalu lupa waktu dan terus bermain game maka ada tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan contohnya seperti malas melakukan aktifitas lain, kurang bersosialisasi dengan masyarakat, melupakan orang terdekat disekitarnya, gangguan pada mata, keluarnya kata kasar, dan sebagainya (baliglobal.sch 2016). 

Dan bila kita bisa meminuite waktu dengan baik dan mengikuti turnamen hingga memenangkannya merupakan sisi positif bermain game online. Adapun sisi positif lainnya yaitu dengan menjadi streaming, pro scene, brand ambassador e-sport, dll yang bisa menghasilkan uang atau tidak memberi efek negatif.

Adapun solusi agar remaja tidak kecanduan bermain game online, yaitu dengan membatasi bermain game online 2-3 jam sehari, mencari kesibukan supaya tidak ada waktu lowong atau nganggur, dan peran orang tua untuk mengontrol anaknya sendiri dalam bermain game itu juga sangat penting. Mengedukasi anak-anak sejak dini itu sangat penting supaya saat remaja bisa berbaur dan bersosialisasi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline