Lihat ke Halaman Asli

Ada Cerita Antara Aku dan Ibu ( ACAADI )

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gue tadi dapet BBM dari temen gue, “ selamat hari ibu “, what???... Gue masih single belum jadi ibu-ibu, kurang asem, gue ini cowok tulen. Terus gue search aja di mbah google, kenapa hari ini tanggal 22 desember disebut hari IBU.Peringatan hari ibu di Indonesia diawali dari berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota jawa dan Sumatra. Penetapan tanggal 22 desember sebagai hari ibu, diputuskan dalam kongres perempuan Indonesia IIIpada tahun 1938.Dan presiden Soekarno menetapkan melalui dekrit presidenNo. 316 tahun 1959. Dan setiap negara ternyata berbeda kaya di Amerika setiap bulan may, sedangkan sejumlah negara di eropa dan timur tengah setiap bulan maret. www. Republika.co.id.

Gue gak pernah tau rasanya menjadi seorang IBU tapi gue bisa ngerasain beratnya menjadi seorang IBU, bukan karna dia selalu bawa gunung kembartapi Lo bayangin 9 bulan dia bawa lo kemana-mana di dalam kandungan nya. Dia gak pernah ngeluh, dia selalu memberikan yang terbaik buat kita,dan mempertaruhkan nyawanya demi kelahiran kita. Kalo pacar, gak jamin deh mempertaruhkan nyawanya demi kita, kaya kisah asal mula istilah ladies first yangpernah gue baca di kaskus, kisah ini terjadi di itali pada abad ke 18. Seorang muda-mudi yang hubungannyagak direstui sama ortu cowok karna beda kasta, lalu mereka merencanakan bunuh diri bareng dari atas tebing, setelah cowoknya udah loncat ceweknya mengurungkan niat dan balik lagi kedesa. Dan berita itu ramai tersebar, bahkan sejak itu kalo ada perang cewek duluan yang maju supaya kalo ada ranjau dia duluan yang kena. Maka nya jangan ke buru seneng kalo ada cowok yang bilang ke cewek ladies first. Aduh jadi ngaco, kita balik lagi ke hari IBU. IBU menurut gue itu segala-galanya, gue gak bakal lahir kedunia ini tanpa beliau dan campur kerja bokap. Gile aje, kalo gak ada bokap gue anak siape?... Aneh jaman sekarang banyak yang lahir gak ada bapaknya.Hello,sekarang bukan di jaman nabi yang beliau (Maryam) lahirin Nabi ISAas tanpa bapak itu karna kuasa ALLAH SWT,tapi kalo sekarang karna nafsu dan sex bebas, sehingga banyak bayi-bayi yang gak berdosa ditelantarin, dibuang, bahkan ada yang dibunuh.

Gue sangat merasa berdosa, gue baru sadar kalo gue lagi seneng gue selalu berbagi sama pacar gue, sedangkan kalo gue lagi sedih gue selalu mencari ibu gue, saat gue bahagia gue peluk eratpacar gue sedangkan saat gue terpuruk gue selalu menangis dihadapan ibu, setiap saat gue selalu telpon or sms pacar gue, tapi ibu yang selalu telpon or sms duluan bahkan sampe lupakapan terakhir gue telpon ibu duluan.

Gue jadi inget waktu gue masih kecil, setiap kali ibu gue arisan atau kondangan dia selalu menyisih kan lauk ( ayam atau daging)yang dia makan, buat gue di rumah. Pernah gue tanya, “ kenapa sih bu, kok dibawa pulang, kan ibu jadi gak makan lauknya disana?”, “ ibu kalo makan enak ke inget sama kamu, jadi ibu bawa pulang?”, jawab nyokap dengan senyum manisnya. Emang sih jaman gue kecil perekonomian keluarga gue masih labil. Jadi, lumayan jarang gue makan daging, minimal 1 tahun sekali lah itu juga waktu idul adha. Gue nangis saat liatibu gue menjaga dengan setia di rumah sakit saat almarhumah nenek gue yang berhari-hari sakitbarbaring gak bisa apa-apa di tempat tidur, dengan sabarnya beliau menyuapinya, membersihkan bab nya, tiada henti-henti beliau mengaji di sampingnya dengan beruraikan air mata, hingga  ajal menjemput nenek gue beliau berada di pelukannya. Hari ini diadakan tahlilan 1 tahun nenek gue meninggal. Semoga diterima semua amal perbuatanya dan diampuni dosanya. Amin. Gue pernah baca kata-kata mutiara,“ seorang ibu akan terus menyayangi anaknya walaupun telah tumbuh dewasa dan menua, tetapi seorang anak yang sudah dewasa danberkeluarga belum tentu sanggup untuk merawat ibunya yang sudah menua dan tidak berdaya”, beliausanggup melakukanya, dan gue berusaha melakukan untuk beliau ( Titi Sumarsih ). Jika gue di kasih 100 nyawa dan semua itu gue dipertaruhkan untuk ibu gue, maka semua itu belum cukup untuk membayar jasa-jasanya.

I love Mom

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline