Lihat ke Halaman Asli

Sikap dan Perilaku Bela Negara

Diperbarui: 25 Juni 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sikap dan perilaku bela negara merupakan manifestasi dari rasa cinta dan tanggung jawab setiap warga negara terhadap tanah airnya. Sikap ini tercermin dalam berbagai tindakan nyata yang mendukung keutuhan, kedaulatan, dan kemajuan bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap bela negara dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, mematuhi hukum dan peraturan, serta menghormati perbedaan dan keragaman yang ada di masyarakat. Selain itu, perilaku bela negara juga melibatkan kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan, seperti gotong royong, serta membantu sesama dalam menghadapi bencana atau situasi darurat. Pada tingkat yang lebih tinggi, bela negara mencakup kesiapan untuk mempertahankan negara dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri, melalui pelatihan dan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai patriotisme, disiplin, dan kerja sama. Dengan menginternalisasi sikap dan perilaku bela negara, setiap individu tidak hanya berkontribusi pada pertahanan dan keamanan negara, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis.

Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Wawasan Kebangsaan merupakan pandangan yang komprehensif tentang kesatuan dan kesatuan bangsa, yang menekankan pentingnya persatuan, kesetaraan, dan keadilan dalam keragaman budaya, etnis, dan agama di Indonesia. Nilai-nilai Bela Negara, di sisi lain, mencakup sikap dan tindakan yang mencerminkan kecintaan dan tanggung jawab terhadap tanah air, termasuk kesediaan untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Nilai-nilai ini meliputi cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta kemampuan awal bela negara. Dengan mengintegrasikan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang patriotik, cinta tanah air, dan memiliki komitmen kuat untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masalah mengenai Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara di Indonesia mencakup beberapa aspek yang kompleks dan saling berkaitan. Pertama, tantangan utama adalah rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terhadap pentingnya wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara. Hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pendidikan dan sosialisasi yang efektif di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.

Kedua, globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah membawa pengaruh budaya asing yang dapat menggeser nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Generasi muda cenderung lebih terpengaruh oleh budaya populer global yang sering kali tidak sejalan dengan nilai-nilai lokal dan nasional.

Ketiga, ketimpangan sosial dan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia juga berkontribusi terhadap lemahnya rasa kebangsaan dan nasionalisme. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan pembangunan dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan marginalisasi di kalangan masyarakat, yang pada akhirnya dapat melemahkan ikatan kebangsaan.

Dalam mengatasi masalah-masalah ini, diperlukan upaya yang sinergis dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan media. Pendidikan karakter yang menekankan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara harus diperkuat sejak dini, serta kampanye yang lebih efektif dalam mempromosikan nilai-nilai tersebut di masyarakat luas.

Isu Kontemporer

Dalam era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan dinamika, Indonesia dihadapkan pada berbagai isu kontemporer yang kompleks dan mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Isu-isu seperti korupsi, narkoba, dan radikalisme, menjadi topik yang perlu mendapatkan perhatian serius.

Masalah seperti korupsi dan kurangnya keteladanan dari para pemimpin juga menjadi masalah serius. Ketika masyarakat melihat bahwa para pemimpin mereka tidak menunjukkan nilai-nilai integritas dan patriotisme, hal ini dapat mengurangi kepercayaan dan semangat bela negara. Kemudian pengaruh narkoba terhadap generasi muda membuat hambatan dan penurunan rasa bela negara. Terakhir adanya ancaman dari radikalisme dan terorisme yang mengincar ideologi Pancasila sebagai dasar negara juga menjadi tantangan besar dalam mempertahankan sikap dan perilaku bela negara. Radikalisme dapat menumbuhkan sikap intoleransi dan disintegrasi yang bertentangan dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Mengatasi masalah isu kontemporer seperti korupsi, narkoba, dan radikalisme memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

Korupsi

Penguatan Hukum dan Penegakan: Meningkatkan sanksi hukum bagi pelaku korupsi dan memastikan penegakan hukum yang konsisten dan tidak pandang bulu. Penegakan hukum yang tegas dan adil akan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi.

Transparansi dan Akuntabilitas: Menerapkan sistem transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Teknologi seperti e-government dapat membantu meminimalkan peluang terjadinya korupsi.

Pendidikan dan Kampanye Anti-Korupsi: Mendidik masyarakat, terutama generasi muda, tentang bahaya dan dampak negatif korupsi melalui kurikulum pendidikan dan kampanye publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline