Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Nurcahyani

Sebuah akun edukasi

KKN-T 105 UPN 'Veteran' Jatim Siap Membantu Pencegahan Stunting di Kelurahan Kesemen, Ngoro

Diperbarui: 12 Maret 2022   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN-T 105 saat melakukan survey dan kunjungan di Kelurahan Kesemen, Rabu (09/03/2022)

Mahasiswa UPN 'VETERAN' JATIM yang tergabung dalam program KKN-T MBKM kelompok 105 akan melaksanakan program KKN dengan tema "Stunting" di Kelurahan Kesemen, Kecamatan Ngoro yang bertujuan untuk membantu pencegahan stunting yang ada di kelurahan tersebut.

Stunting (kerdil) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis data permasalahan stunting di Jawa Timur pada tahun 2021 yakni mencapai 23,5%. Di antara data tersebut, Kota Mojokerto tercatat menjadi daerah dengan permasalahan stunting terendah, yakni di angka 6,9%.

Meskipun tergolong sebagai kota dengan permasalahan stunting terendah, Kota Mojokerto tetap berusaha menuntaskan persoalan tersebut agar kesejahteraan di Mojokerto dapat cepat terrealisasikan.

Pada dasarnya penanganan stunting perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, masyarakat umum, dan lainnya. Penanganan tersebut dapat dilakukan misalnya melalui pemangku kepentingan agar bisa mengalokasikan sumber daya pada wilayah prioritas dengan mempertimbangkan berbagai kondisi terkait stunting di wilayah tersebut.

Maka dari itu diharapkannya dengan keikutsertaan kelompok KKN-T 105 UPN VETERAN JATIM dapat membantu pencegahan stunting melalui progam kerja yang akan dilaksanakan di Kelurahan Kesemen, Kecamatan Ngoro selama 3 bulan kedepan.

Kepala dusun yang kami temui pada saat melakukan survey, mengatakan bahwa " warga di desa ini mayoritas bekerja sebagai petani dan mereka sepertinya kurang paham tentang permasalahan stunting yang terjadi pada anak, salah satu faktor dikarenakan kurangnya minat mereka dalam mengikuti edukasi dan sosialisasi seputar kesehatan pada anak. Kami sangat menerima dengan baik kehadiran kalian dan siap membantu untuk menyukseskan program kerja yang akan dilaksanakan nanti." Rabu (09/03/2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline