Lihat ke Halaman Asli

Wahyu EkoJatmiko

Orthopaedic enthusiasm, Medical doctor

Filosofi DNA-Mitokondria (mtDNA) Simbol Sebuah Kasih Ibu

Diperbarui: 27 Februari 2021   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam Ilmu biologi, suatu makhluk hidup atau organisme (berasal dari bahasa Yunani organismos) adalah setiap entitas individual yang mewujudkan sifat-sifat kehidupan. Sel sebagai unit terkecil penyusun semua makhluk hidup, merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan. Sel sebagai entitas terkecil tersusun dari beberapa organel yang berfungsi untuk menjalankan perannya masing-masing, salah satunya adalah mitokondria.

Mitokondria merupakan salah satu organel sel yang berfungsi untuk memproduksi sumber energi bagi kehidupan sel, dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) melalui proses respirasi seluler. Proses ini disokong oleh enzim-enzim penting yang dikode oleh gen-gen mitokondria, dimana terdapat 37 gen dengan berbagai fungsi esensial untuk kehidupan sel. Dengan kata lain, sel kita tidak dapat hidup tanpa adanya DNA mitokondria (mtDNA), atau kita akan mengalami kelainan dan menderita penyakit apabila terdapat mutasi pada mtDNA ini.

mtDNA yang terdapat pada sel tubuh kita dan saudara kandung kita, sejatinya berasal dari satu sumber yang sama, yaitu mtDNA IBU. Hal ini terjadi karena mitokondria ayah yang terdapat di ekor sperma tidak ikut dalam proses fertilisasi, hanya kepala sperma yang bergabung dengan sel ovum. Bila kita perhatikan, ada hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa ini.

Allah SWT berfirman

"Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu" (QS. Luqman : 14)

Rasulullah Muhammad SAW juga memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada ibu tiga kali lebih besar, disebutkan dalam hadits

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, beliau berkata, "Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?" Rasulullah menjawab, "Ibumu!" dan orang tersebut kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah menjawab "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?"Nabi Muhammad SAW menjawab, "Kemudian ayahmu". (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Jelaslah bahwa, ibu merupakan satu-satunya manusia yang paling mencintai kita, dan selayaknya pulalah menjadi satu-satunya manusia yang paling kita cintai. Marilah kita hormati, muliakan, dan kita sucikan kedudukannya dengan melakukan amal baik, demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline