Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kita Kini Sepi

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu kita pernah merasa bahwa rumah ini begitu sempit. Namun sekarang kami (ayah & bunda) merasa bahwa rumah ini terlalu luas untuk kami berdua, apalagi setiap saat kami hanya melewatkan waktu dengan penuh keheningan dan kesunyian tanpa ada kalian disini, dirumah ini.

Ayah pun terkenang betapa riuhnya rumah ini saat kalian masih anak-anak. Betapa rumah ini seakan tidak lagi mampu menampung energi kalian yang tidak habis-habisnya. Suasana di rumah selalu ramai dengan kegaduhan, canda tawa, tangisan, dan pertengkaran-pertengkaran kecil kalian. Ayah terkadang ingin tersenyum sendiri bagaimana letihnya bunda mendamaikan kalian disaat sedang bertengkar, sampai bunda hanya bisa menghela napas dan geleng-geleng kepala melihat kenakalan buah hatinya.

Rumah kita seolah menjadi panggung kecil bagi kalian, menjadi tempat berteater memainkan peran super hero yang menjadi idola kalian. Rumah kita juga menjadi arena bermain besar bagi kalian, tempat berkejar-kejaran. Tak heran bila rumah kita selalu penuh dengan keriuhan kalian. Setiap harinya Ayah dan Bunda tak henti-hentinya bersyukur mendapat anugrah yang luar biasa dengan kehadiran kalian dalam mewarnai hari-hari kami.

Ahh.. betapa ramainya saat itu, segala peluh dan letih yang ayah bawa dari kantor langsung hilang begitu sampai dirumah, disambut dengan pelukan, senyum dan tatapan hangat, betapa kalian ingin bercerita banyak tentang hal-hal yang kalian alami sepanjang hari ini.

Tapi kini rumah kita begitu sepi.

Tak ada lagi suara gaduh, yang ada hanya suasana teduh. Canda tawa dan tangisan kalian yang dulu sempat memenuhi ruangan ini sekarang digantikan oleh bisikan semilir angin yang memaksa kami untuk segera berpindah ke tempat tidur dan segera menjelajah di alam mimpi. Seiring dengan kalian yang beranjak dewasa, dan satu persatu mulai meninggalkan rumah menggapai mimpi kalian masing-masing.

Karena waktu akan terus melaju, tak ada gunanya bagi kami untuk protes terhadap waktu dan meminta untuk mengembalikan keceriaan yang dulu pernah kita rasakan bersama.

Tapi kami percaya, sejauh apapun kalian dari rumah, bila saatnya tiba kalian akan kembali ke tempat ini. Inilah tempat kalian pertama kali mengenal dunia. Inilah tempat kita, ya tempat yang selalu kita penuhi dengan cinta dan kasih sayang. Setiap sudut rumah ini menjadi saksi saat kalian mulai berani mengikrarkan mimpi-mimpi terliar kalian untuk menantang dunia yang di amini bunda dengan penuh ketulusan dan kasih sayang seorang ibu.

Ya ayah dan bunda yakin sepenuh hati bahwa kalian akan pulang karena rumah kita bukan sekedar satuan tiga dimensi yang tak punya arti. Rumah kita lebih dari sekedar itu.



Salam penuh cinta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline