Lihat ke Halaman Asli

Bukan Bagi-bagi Kursi, Tapi Bagi-bagi Menteri

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dulu sebelum pencalonan Pak Jokowi menjadi presiden, beliau pernah mengatakan tidak akan bagi-bagi kursi ketika menjadi presiden. Di dalam website www.jokowi.id dijelaskan bahwa Pak Jokowi akan memulai memulai budaya baru dalam merangkul partai lain untuk mendukungnya menjelang pemilihan presiden 2014. Gubernur DKI Jakarta ini tidak ingin ada bagi-bagi kursi menteri dalam melakukan kerjasama dengan partai politik.

"Semua parpol saya ajak kerjasama. Tapi kerjasama ini bukan bagi-bagi kursi. Saya ajak untuk bersama-sama. Kalau semua parpol mau, ya ayo, tapi kalau hanya satu parpol yang mau, ya tidak apa-apa. Sudah cukup," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan Forum Pemred di Restoran Horapa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014) malam.

Karena sudah menjadi tekadnya, maka Pak Jokowi akan terus konsisten merealisasikan bekerja sama dengan parpol-parpol tanpa bagi-bagi kursi. Dengan kerjasama model ini, Jokowi berharap bisa membentuk kabinet kerja, bukan kabinet politik.

Pilpres telah terlaksana, akhirnya pak Jokowi yang berpasangan dengan Pak Jusuf Kalla unggul dalam perolehan suara. Dengan begitu pasangan Jokowi-JK yang jadi pemenang. Sebelum dilantik pasangan capres cawapres pemenang sudah mulai menyusun formulasi susunan kabinetnya. Pak Jokowi menjanjikan akan menyusun kabinet yang ramping, tidak gendut, berasal dari kalangan profesional bukan dari kalangan parpol.

Setelah rakyat dibuat penasaran dengan pengumuman struktur kabinet Jokowi-JK, akhirnya diumumkan juga. Kabinet Jokowi-JK digadang-gadangkan akan menjadi kabinet yang ramping. Selain ramping kabinet Jokowi-JK juga diisukan akan berisi orang-orang dari kalangan profesional, tidak bagi-bagi kursi kepada partai pendukung. Dengan alasan biar bisa kerja maksimal, lebih merakyat dan menjadi milik rakyat. Selain agar lebih banyak membantu presiden dalam menjalankan program pemerintahan dengan maksimal, diangkatnya menteri dari kalangan profesional alasan lainnya adalah biar tidak terkungkung oleh kepentingan parpol pengusung.

Beberapa waktu yang lalu susunan struktur kabinet Jokowi-JK sudah diumumkan langsung oleh pak Jokowi. Jumlah menteri dalam kabinet baru tersebut berjumlah 34 menteri, yang terdiri dari 18 profesional dan 16 profesional partai. Selain strukturnya yang sudah diumumkan, nama-mana yang akan menduduki kursi menteri pun sudah mulai beredar. Dari 34 menteri semuanya berasal dari profesional, tidak ada tempat untuk kader partai.

Bagi wong cilik yang memenangkan pasangan Jokowi-JK patut berterima kasih pada pak Jokowi dan pak JK, serta tim transisi yang telah menepati janji. Mereka berjanji tidak akan bagi-bagi kursi, mereka berjanji mencari menteri dari kalangan profesional, dan mereka menepati janji mereka. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menepati janji. Dari 34 menteri tersebut, apakah itu termasuk ramping atau gendut, yang jelas itu semua tergantung kebutuhan. Pak Jokowi pernah mengatakan dasar menentukan kementerian bukan masalah ramping atau gendut, tapi yang terpenting dalam sebuah pemerintahan adalah kinerja di tiap kementerian yang dibentuk dapat fokus menyelesaikan program-program yang dibuat sesuai target.

Bagi yang telah memenangkan pasangan pak Jokowi dan Pak JK patut juga berterimakasih karena pak Jokowi sudah konsisten untuk tidak bagi-bagi kursi. Dan kenyataannya memang seperti itu dari 34 menteri semuanya dari profesional. Itu berarti terbukti kalau pak Jokowi bukan bagi-bagi kursi, tapi bagi-bagi menteri sesuai formulasi.

Akhirnya, mari kita berdoa, semoga Pak Presiden, Pak Wakil mampu menjalankan tugasnya dengan baik, semoga para menterinya benar-benar profesional dan tidak sibuk mengurusi partai dengan merangkap menjadi ketua umum parpol, sehingga mampu bekerja dengan baik, menjalankan program yang pro rakyat sesuai target, dan semoga mampu menjadikan Indonesia menjadi negara yang adil, makmur dan sejahtera. Indonesia Hebat!

Jambi, 16 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline