Lihat ke Halaman Asli

Bintang Liar

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bintang liar itu tak punya perasaan.
Saat lima langkah kami terlalu singkat dia terangi.
Dan, kekeh tawa itu berubah jadi sinar padu padan saja.
Maka lima jemari emasnya telah menggelembung dalam bias jejak sinar cahayanya.

Aku yg berduka,
Menggamit luka pada saudara tua yg mati diterkam gelap bayang bintang liar.
Gemeletakpun diamdiam terkandung di rahim semu yg kalian titipkan.
Ada 'cinta terlarang' yg diterbangkan sayap kedamaian embunembun.

Dan, aku tercipta pelangi di ketiak bintang liar itu.
Kususul engkau,,,
Pahlawan liar yg mati di rumputrumput liar.

Wahyu Handayani
d'BP-Malang, 7 Agustus 2010; 23:30WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline