Mentari pagi ramah menyapa, di sebuah desa pinggiran Kabupaten Tuban yang dekat dengan jalan raya antar propinsi. Masyarakat setempat dan yang bukan mulai berlalu lalang diantara jalan raya yang tampak akrab dengan debu. Beberapa mobil L 300 yang dipakai angkutan umum tampak
berbelok di jalan sempit di antara pabrik pembakaran kapur atau lebih dikenal dengan jubung. Begitu juga dengan beberapa orang bersepeda motor yang memboncengkan siswa berpakaian putih biru. Mereka berbelok menyusuri jalan diantara jubung tersebut. Dan akhirnya berhenti disebuah bangunan yang megah berpagar hijau. Sebuah Sekolah Menengah Pertama yang kokoh berdiri dibalik jubung (tempat pembakaran batu kapur) dan perkampungan penduduk. Meskipun demikian sekolah tersebut tampak asri dengan nuansa hijau dari pagar dan bangunannya serta tanaman-tanaman yang tumbuh di dalamnya.
SMP Negeri 2 Plumpang sebuah lembaga pendidikan yang terletak diantara bangunan jubung dan areanya merupakan bekas makam etnis Tionghoa. Hal itu membuat SMPN 2 Plumpang lebih akrab dikenal sebagai sekolah BONG CINO atau Hongkong School. Sekolah yang berdiri sejak tanggal 18 November 1997 merupakan sekolah yang sangat matang untuk menata diri, berdiri sejajar dengan lembaga lain atau bahkan mengungguli sekolah lain di sekitarnya. Berawal 1 rombongan belajar ditiap jenjangnya hingga akhirnya mencapai 18 rombongan belajar, merupakan bukti bahwa SMP Negeri 2 Plumpang sangat diminati masyarakat.
Lingkungan yang dikelilingi jubung membuat warga sekolah berpikir untuk menciptakan produksi oksigen yang mampu mengimbangi polusi yang ditimbulkan. Lahan bebatuan yang menyulitkan pola tanam tak menyurutkan warga sekolah untuk terus berusaha menciptakan SMP Negeri 2 Plumpang menjadi sekolah yang nyaman dan asri. Satu persatu dibuat lubang diantara bebatuan, dituang tanah yang baru untuk menanam pepohonan, dan terus menerus dilakukan. Lubang bebatuan berbentuk gua yang awalnya hanya sebagai tempat buangan sampah, dan menjadi tempat yang menyeramkan serta pantang dikunjungi warga sekolah, dengan ketelatenan dan ketekunan warga sekolah disulap menjadi 2 buah taman goa yang kemudian diberi nama Goa Harapan yang nampak begitu memukau. Bersih, indah dengan bebatuan yang diwarna cokelat keemasan, bunga-bunga yang ditanam disekelilingnya dan tangga buatan yang diciptakan menarik hati, membuat siapa pun sekarang menjadi betah untuk berlama-lama bercengkrama di tempat itu. Dan dengan kreatifitas para pendidik di SMP Negeri 2 Plumpang taman Goa Harapan menjadi tempat belajar di luar kelas yang mengasyikkan.
SMP Negeri 2 Plumpang menjadi sangat rindang, aneka pepohonan tumbuh subur, aneka tanaman hias, tanaman produktif , sayuran hidroponik, tanaman obat, banyak tumbuh dan berkembang di sekolah ini.
Memasuki rintisan sekolah adiwiyata Kabupaten, seluruh warga sekolah mulai melangkah berdasar ketentuan adiwiyata. Kantin sekolah awalnya bangunan seadanya yang kurang layak. Yang halamannya selalu berdebu jika musim kemarau dan becek berlumpur jika hujan turun, dibenahi menjadi kantin lesehan yang bersih dengan jajanan tanpa pengawet, pewarna makanan, pemanis buatan dan penyedap rasa. Dan dalam seminggu sekali disajikan pertunjukan seni dari siswa siswi SMP Negeri 2 Plumpang untuk menyalurkan bakat seni mereka di panggung kecil yang dibangun di kantin tersebut dan juga dimaksudkan untuk menghibur teman-teman mereka yang menikmati jajanan di sela-sela waktu istirahat. Dua buah gazebo berkeramik putih berdiri megah di pintu masuk kantin. Sebagai pelengkap tempat santai siswa dan warga sekolah serta dijadikan tempat pembelajaran di luar kelas yang cukup nyaman juga. Tempat pembuangan akhir sampah di sekolah yang awalnya bercampur antara sampah organic dan anorganic, dan dibakar begitu saja kemudian dikembangkan sistem pengelolaannya yaitu dengan memilah sampah organic dan anorganic. Pengelolaan sampah pun kini menjadi santapan harian para warga sekolah. Pemilahan sampah kering dan sampah basah adalah sebuah kewajiban bagi warga sekolah. Dan selanjutnya mengolah limbah tersebut agar bermanfaat, yaitu dengan pembuatan composting, yang pembuatannya di area TPA sekolah yang melibatkan kader-kader lingkungan. Bahkan untuk pengembangan kurikulum sekolah dengan pengembangan materi dan persoalan lingkungan dalam hal ini sampah di sekolah. Seperti halnya untuk kegiatan berbasis partisipatif warga sekolah, yaitu pada kegiatan kepramukaan terdapat penuntasan syarat kecakapan umum untuk memilih dan memilah sampah serta mendaur ulang sampah tersebut, kegiatan yang dilakukan adalah membuat kompos dan membuat gerbang hias yang terpasang indah di beberapa sudut sekolah dengan memanfaatkan limbah botol plastic bekas minuman dan juga dimanfaatkan untuk pot gantung.
Pola kemitraan SMP Negeri 2 Plumpang tak hanya terbatas pada guru, murid tetapi seluruh warga sekolah, orang tua murid dan Komite Sekolah. Botol bekas, kardus bekas dan limbah yang tidak bisa terurai oleh masing-masing kelas ditimbang di Bank Sampah yang kemudian dijual pada pengepul dan hasilnya dimasukkan ke dalam kas kelas. Limbah air wudhu yang awalnya dibiarkan mengalir tidak tertampung dan kadang tergenang. Kemudian ditampung menjadi kolam lele yang selanjutnya dibudidayakan bersama warga sekolah. Lahan yang sempit di samping ruang guru dan laboratorium IPA ditanami pohon pisang yang sangat bermanfaat baik dari daun sampai buahnya untuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Green House yang tertata rapi dan menyejukkan siap menampung tanaman- tanaman di sekolah yang butuh perawatan intensif. Lahan gersang depan kelas dibuat sebuah taman yang di dalamnya terdapat sangkar burung merpati yang luas. Sehingga ada suasana yang benar-benar tercipta asri dengan kicauan burung. Beraneka bunga turut menghiasi taman sangkar burung tersebut. Bangku taman di bawah pohon rindang membuat hati siapa pun untuk tergoda duduk bersantai disana.
Upaya keras selama bertahun tahun itu pun menunjukkan hasil. Tak perlu lagi dikomando para guru beserta murid nyaris tiap hari selalu membersihkan lingkungan sekolah mereka. Merawat tanaman yang ada seperti merawat tubuh mereka sendiri. Tak hanya di sekolah budaya bersih dan sehat itu diharapakan dapat diterapkan dan ditularkan kepada lingkungan mereka masing-masing. Mengusung visi misi mewujudkan sekolah yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik, kemitraan antara orangtua, murid dan Komite Sekolah menjadi sebuah formula yang jitu untuk mengembangkan sekolah yang aman, nyaman, sehat dan bersih. SMP Negeri 2 Plumpang benar-benar ingin membentuk warganya yang memiliki karakter peduli kesehatan dan kebersihan lingkungan. Rasa ragu, pesimis terkadang muncul namun besarnya tekat dan kekompakan seluruh warga sekolah, akhirnya kami pun mampu mewujudkan sekolah kami SMP Negeri 2 Plumpang sebagai sekolah adiwiyata baik ditingkat Kabupaten, Propinsi bahkan hingga kini ke tingkat Nasional.
Penataan dan pembaharuan senantiasa dilakukan baik dibidang kebijakan dan kurikulum berbudaya lingkungan. Pembelajaran yang berorientasi lingkungan ,sarana dan prasarana ramah lingkungan maupun peran serta warga sekolahjuga masyarakat sekitar. Kontrak kerjasama kami galang dengan berbagai elemen masyarakat, dunia usaha, maupun lembaga pemerintah lainnya , penguatan karakterpeserta didik, kader lingkungan merupakan pembudayaan dalam keseharian. SMP Negeri 2 Plumpang senatiasa menempa diri, ukir prestasi dan tetap rendah hati serta selalu berwawasan lingkungan.
Bel tanda usai sekolah terdengar nyaring, seolah mewakili rasa riang siswa siswi untuk kembali ke rumah masing-masing berkumpul dengan keluarga. Tak lama kemudian berpuluh-puluh anak putih biru keluar dari kelasnya masing-masing. Sayup-sayup dari pengeras suara terdengar sebuah alunan nada kelompok vocal siswa yang seolah memberikan energi kembali meski terik menyengat.