Lihat ke Halaman Asli

Kisah Kami yang Bergerilya di Tapanuli Selatan [Bagian Ketiga-Tamat]

Diperbarui: 1 Desember 2017   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepian mandi di Sei Bilah dekat Kampung Sunut. (dok. pribadi)

(sambungan terdahulu)

Mencari "dukun beranak".

Setelah beristirahat sepuluh hari di Kampung Aek Pisang perjalanan dilanjutkan lagi menuju Kampung Sibio-bio yang terletak di sebelah barat dan tidak terlalu jauh dari Kampung Aek Pisang. Masih jalan setapak tetapi jalannya mendatar.

Meskipun demikian untuk sampai ke Kampung Sibio-bio itu terpaksa ditempuh juga perjalanan hampir lima jam lamanya. Bagi lelaki dewasa tiga jam sudah sampai. Wajar ! Dalam rombongan ada anak-anak dan wanita hamil.  

Di Kampung Sibio-bio ini kami diberi tempat tinggal di sebuah rumah kosong dan berdampingan dengan Surau atau Musholla. Dari informasi yang diberikan oleh Kepala Kampung bahwa di Sibio-bio ini tidak ada lagi "dukun beranak", apalagi seorang bidan padahal, kampung ini cukup besar dan penduduknya banyak.

Terpancar lagi di wajah ayah saya rasa kecewa tetapi bagaimana lagi mau dibuat kalau yang diharapkan itu memang tidak ada. Meskipun demikian kami tetap saja bertahan di kampung ini beberapa hari lamanya sambil menunggu kalau masih ada harapan untuk mendapatkan informasi tentang seorang "dukun beranak".

Terlintas juga di dalam pikiran untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju Kampung Sipangimbar, yang berada di Kecamatan Sipirok Dolok Hole, yang sudah dekat ke Kota Sipirok yang masih dikuasai tentara kita dibawah pimpinan Mayor Bejo.

Tetapi, sepertinya ibu saya sudah tidak kuat lagi berjalan kaki dan tanda-tanda akan melahirkan sudah nampak sehingga niat tersebut terpaksa dibatalkan. Akankah terulang lagi melahirkan tanpa bantuan "dukun beranak" seperti yang dialami isteri dari staff ayah saya dahulu? 

Pertolongan itu datang juga.

Akhirnya pertolongan Allah Yang Maha Kuasa datang juga. Ada serombongan tentara kita yang datang dari Padang Matinggi dan langsung ke Kota Sipirok lewat Sipangimbar untuk bergabung dengan Mayor Bejo di sana, karena mereka ini adalah anak buahnya Mayor Bejo.

Dua hari lamanya mereka istirahat di Kampung Sibio-bio karena merasa lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Kebetulan dan sangat kebetulan sekali dalam rombongan tentara ini terdapat seorang perawat perempuan yang ikut bertugas dalam rombongan tentara ini sebagai perawat medis. Sayang sekali nama si perawat itu tidak saya ingat lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline