Lihat ke Halaman Asli

Cangkang Rajungan sebagai Bahan Multifungsi

Diperbarui: 3 Mei 2021   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar rajungan (Dokpri)

Indonesia memiliki kawasan perairan yang sangat luas dan menjadikannya sebagai salah satu negara pengekspor komoditas rajungan. Oleh karena Indonesia mengekspor komoditas tersebut dalam bentuk beku, dimana bagian kepala dan cangkang telah dipisahkan, maka pada akhirnya menyisakan limbah cangkang yang berpotensi mencemarkan lingkungan.

Salah satu alternatif untuk memanfaatkan limbah cangkang tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomis, yaitu kitosan. Sementara itu, pertumbuhan industri yang kian pesat membuat polusi yang disebabkan oleh logam berat, khususnya nikel, menjadi tidak dapat dihindari. Logam nikel yang masih terkandung dalam limbah, sebenarnya masih dapat diambil kembali untuk dimanfaatkan menjadi produk lainnya.

Kitosan adalah Polimer alami yang bersifat biodegradable dan tidak beracun yang berasal dari limbah kulit udang-udangan (Crustaceae), kepiting dan rajungan (Crab).Kitosan mempunyai sifat antimikrobia melawan jamur lebih kuat dari kitin. Jika kitosan ditambahkan pada tanah, maka akan menstimulir pertumbuhan mikrobia mikrobia yang dapat mengurai jamur. Selain itu kitosan juga dapat disemprotkan langsung pada tanaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline