Salah satu disiplin ilmu yang medalami mengenai kepribadian adalah ilmu psikologi kepribadian, rujukan yang diambil kebanyakan orang adalah teori-teori dari barat. Padahal ternyata banyak sumbangsih dari pemikiran tokoh muslim dari timur Tengah diantaranya adalah Imam Al-ghazali. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa kepribadian seseorang adalah sifat, watak, atau karakter yang dilakukan tanpa disadari oleh seseorang dan menjadi sumber perilaku yang ia lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada dua bagian penting yang perlu digarisbawahi dari konsep kepribadian menurut Imam Al-Ghazali, yaitu kesesuaian dan ketidaksadaran. Kesesuaian berarti bahwa individu melakukan perilaku yang berkelanjutan atau konsisten dengan perilaku sebelumnya. Sedangkan ketidaksadaran adalah ketika individu melakukan perilaku secara spontan atau tanpa sadar, karena telah menjadi kebiasaan atau tabiat. Ada beberapa bagian yang menjadi pusat kajian Imam Al-Ghazali tentang kepribadian manusia, yaitu al-jasad, al-ruh, dan al-nafs.
Al-jasad (tubuh)
Al-jasad merupakan tubuh fisik manusia. Jasad merupakan bagian manusia yang bisa dilihat, disentuh, dan diukur. Al-jasad merujuk pada tubuh fisik manusia. Ini adalah aspek material dari manusia yang dapat dilihat, disentuh, dan diukur. Tubuh adalah kendaraan yang memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan dunia fisik melalui panca indera dan gerakan. Al-Ghazali menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, karena tubuh yang sehat mendukung aktivitas spiritual dan mental.
Al-ruh (Roh)
Al-ruh merujuk pada sesuatu yang melekat pada fisik manusia. Ini adalah aspek dari manusia yang tidak dapat dilihat, disentuh, dan diukur.
Al-nafs (jiwa)
Al-nafs dalam pandangan Al-ghazali merupakan bagian manusia yang mencakup emosi, keinginan dan dorongan terhadap sesuatu. Nafs dapat mempengaruhi perilaku manusia, baik perilaku yang positif maupun perilaku yang negatif. Imam Al-ghazali membagi nafs menjadi 3, yaitu:
1. Nafs ammarah
Nafs amaarah adalah jiwa yang menyeru kepada perbuatan jahat/ keburukan. Sebagaimana telah disebutkan dalam surat yusuf:
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ