Salah satu fakta yang paling mengerikan terkait penyakit ASF adalah sampai saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah penularannya
Salah satu trending topic pembicaraan dunia peternakan di Indonesia akhir-akhir ini, selain PMK dan LSD, adalah African Swine Fever (ASF). Yup, ASF merupakan satu dari sekian penyakit infeksius baru yang mewabah di Indonesia, karena sebelumnya penyakit ini hanya tersebar (lagi-lagi) di wilayah Afrika. Penyakit ini telah dilaporkan di lebih dari 50 negara di semua benua sejak 2007.
Di Indonesia, wabah ASF dilaporkan di beberapa wilayah dan menyebabkan ratusan ribu ternak babi mati, seperti di Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Yuk, kenali lebih jauh tentang penyakit ini!
Apa itu ASF?
ASF merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus yang menyerang babi, baik babi ternak maupun babi liar.
Apa dampak dari penyakit ini?
Penyakit ini tidak berbahaya bagi manusia, namun dapat menghancurkan perekonomian peternak. Penyebarannya yang cepat, tingginya angka kematian jika sebuah peternakan tertular, dan belum adanya vaksin yang efektif sebagai upaya pencegahan penyakit ini hingga saat ini menyebabkan kehidupan peternak, mulai dari skala kecil hingga besar, menjadi terancam.
Bagaimana tanda-tanda ternak kita tertular ASF?
Beberapa gejala penyakit ASF antara lain: demam tinggi; hilang nafsu makan; ternak babi terlihat lemah; diare; kemerahan pada kulit daerah telinga, hidung, dada, perut, ekor, dan kaki; gangguan pernafasan; produksi kotoran/leleran pada mata dan hidung; kadang disertai muntah; serta meningkatnya jumlah kematian babi.
Penerapan biosekuriti yang baik adalah cara untuk mencegah penularan penyakit ini