Lihat ke Halaman Asli

Wahidatun

Mahasiswa Keperawatan

KKN Tim II Undip 2020/2021 Menyelenggarakan Edukasi Penanganan dan Pencegahan Computer Vision Syndrome

Diperbarui: 3 Agustus 2021   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro Tahun 2020/2021 wilayah Kelurahan Tlogomulyo Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yaitu Wahidatun Nisai Fauziyati telah menyelenggarakan program kerja “Penanganan dan Pencegahan Computer Vision Syndrome melalui Games Edukasi dan Senam Mata pada Santri TPQ Rohmatul Umah Selama Menjalani Pembelajaran Jarak Jauh”. Kegiatan dilaksanakan pada Jumat, 30 Juli 2021 pukul 18.20 WIB di TPQ Rohmatul Umah dengan peserta santri kelas Iqro’ berjumlah 20 anak yang menerapkan protokol kesehatan.

Anak sebagai salah satu kelompok rentan selama pandemi Covid-19 memerlukan pendampingan baik secara fisik maupun kejiwaan terutama selama menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Bertepatan peringatan hari anak nasional yang mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagline #AnakPedulidiMasaPandemi selaras dengan hal tersebut maka mahasiswa melakukan program kerja yang berhubungan dengan upaya peningkatan kesehatan bagi anak. Upaya diwujudkan melalui edukasi teknik 20-20-20 dan senam mata sebagai penanganan serta pencegahan Computer Vision Syndrome.

Kegiatan diawali dengan berdoa dan perkenalan singkat antara mahasiswa dan santri. Kemudian, sesi materi disampaikan dengan metode games edukasi tebak-tebakan untuk meningkatkan antusiasme santri. Materi edukasi pertama tentang dampak penggunaaan gawai yang berlebihan pada anak, definisi dan tanda gejala Computer Vision Syndrome secara singkat dengan media pamflet. Mahasiswa mengemukakan jika dampak penggunaan gawai yang berlebihan pada mata anak seperti menimbulkan rabun jauh atau mata minus, bertambahnya ukuran kacamata bagi penderita mata minus, mengalami kelelahan mata ( mata anak berair, tampak lebih merah, sering dikucek, berkedip atau anak mengeluh pusing), kurang kontak sosial dengan teman, serta perubahan perilaku pada anak.

Berdasarkan Kemenkes bahwa Computer Vision Syndrome merupakan sekumpulan gejala pada mata dan leher yang disebabkan oleh penggunaan komputer/layar monitor yang berlebihan. Tanda gejala yang dialami meliputi penglihatan menjadi ganda, mata menjadi buram, nyeri kepala, dan iritasi mata. Selanjutnya,pemaparan teknik pencegahan Computer Vision Syndrome melalui 20-20-20 rule yaitu sebaiknya melakukan istirahat setiap 20 menit untuk melihat objek sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.

Edukasi yang kedua terkait senam mata menggunakan media video animasi. Mahasiswa meminta dua santri ikut serta mempraktikkan senam mata di hadapan santri lainnya. Santri-santri tampak sangat antusias menyimak dan mempraktikkan senam mata dengan gembira. Kegiatan edukasi ditutup dengan pembagian doorprize kepada pemenang kuis dan santri yang berani tampil di hadapan santri lainnya. Kemudian, dilanjutkan pembagian snack peserta serta sesi foto bersama. Selain memberikan edukasi, mahasiswa juga memberikan pamflet berisi materi edukasi definisi dan tanda gejala Computer Vision Syndrome dan tips menjaga kesehatan mata selama pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline