Lihat ke Halaman Asli

Wahdana Salsabila

Mahasiswa/Story Teller/Mental Health Activist/Social Activist

Perkembangan Budaya Politik di Indonesia

Diperbarui: 31 Januari 2024   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak tahun 1999 hingga saat ini, Indonesia bisa dibilang memiliki budaya politik yang mengalami perubahan signifikan, mulai dari budaya politik dominan menjadi budaya politik terbuka dan partisipatif. Hal ini merupakan bagian dari serangkaian reformasi politik dan demokrasi yang terjadi sejak jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998. Dalam model budaya politik Almond dan Powell, Indonesia sedang bergerak dari budaya politik yang dominan dan terkendali menuju budaya politik yang terbuka dan inklusif. Dalam konteks ini, berikut gambaran budaya politik Indonesia saat ini:

- Dari otoriter menuju terbuka:

Pada Era Baru, di bawah Soeharto, Indonesia menikmati budaya politik yang dominan. Partisipasi dalam politik dibatasi, oposisi dan kebebasan berpendapat ditekan. Namun, setelah revolusi tahun 1998, terjadi pergeseran ke budaya politik terbuka. Masyarakat mempunyai lebih banyak kebebasan untuk mengekspresikan pendapatnya, berpartisipasi dalam politik dan mengkritik pemerintah.

- Diskusi Politik:

Pasca revolusi, partisipasi politik dalam masyarakat Indonesia meningkat drastis. Masyarakat aktif pada saat pemilihan umum, kampanye politik, dan berbagai kegiatan sosial atau politik lainnya. Pemilu di Indonesia dianggap sebagai salah satu pemilu terbesar dan tersulit di dunia.

- Awal mula pluralisme politik:

Dengan adanya reformasi politik, munculnya partai politik baru dan kembalinya partai politik yang sebelumnya dilarang telah memperbaiki situasi politik Indonesia. Hal ini mencerminkan budaya politik yang berbeda, dimana kelompok yang berbeda mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan kepentingannya.

- Kebebasan pers dan berpendapat:

Kebebasan media juga mengalami perkembangan yang pesat. Media, termasuk media sosial, memainkan peran penting dalam memfasilitasi debat publik dan memungkinkan warga negara mengakses informasi dan mengekspresikan pandangan mereka.

- Kritik terhadap pemerintah dan politik:

Masyarakat mempunyai kebebasan untuk mengkritik pemerintah dan pemimpin politik. Kritik masyarakat terhadap kebijakan pemerintah sudah menjadi hal yang lumrah dan terbuka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline