John B Watson seorang psikologi berkebangsaan Amerika yang merupakan pemula dari munculnya aliran behaviorisme dalam psikologi, mengemukakan bahwasannya: "Manusia itu dibentuk bukan dilahirkan". Berdasarkan pendapat Watson ini maka dapat disimpulkan bahwasannya seorang bayi yang baru lahir bisa kita bentuk menjadi apa saja, membentuk disini dalam artian membentuk karakternya, perilakunya, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tingkah lakunya.
Proses pembentukan ini dapat dilakukan melalui pemberian rangsangan atau stimulasi, lalu selanjutnya kita akan melihat bagaimana respon yang akan ditunjukkan oleh orang yang diberikan stimulasi, menurut Watson bayi yang baru lahir bisa kita bentuk dengan cara memberinya stimulasi, dan setelah itu kita lihat bagaimana respon bayi tersebut. Berdasarkan teori Watson ini maka menurutnya bayi yang baru lahir tidak membawa bakat-bakat apapun, melainkan nantinya orang-orang dan lingkungan sekitarnya lah yang akan menentukan bagaimana bayi tersebut nantinya akan berkembang dan berperilaku. Jadi berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwasannya lingkungan yang baik akan menghasilkan anak yang baik, dan lingkungan yang buruk akan menghasilkan bayi yang buruk.
Untuk membuktikan teori behaviorismenya Watson melakukan percobaan terhadap seorang bayi yang Bernama Albert, awalnya Albert adalah bayi yang ceria dan tidak takut kepada tikus putih, bahkan kadang Albert sering bermain dengan tikus putih ini, sampai suatu ketika Watson mendekatkan tikus putih ini kepada Albert sambil memukulkan benda yang menghasilkan bunyi yang cukup menakutkan, seperti contohnya palu, dan lain sebagainya, sampai akhirnya Albert yang awalnya tidak takut pada tikus putih akhirnya menjadi takut kepada tikus putih. Hal ini membuktikan bahwasannya seorang bayi yang terus menerus diberi stimulasi, maka ia akan menunjukkan responnya, dan menunjukkan bahwasannya manusia itu bisa dibentuk berdasarkan stimulasi yang diberikan.
Watson mengungkapkan ada 2 prinsip penting pada hubungan stimulus-respon ini, yaitu:
-Recency Principle (prinsip baru)
Menurut Recency Principle jika suatu stimulus baru bisa menimbulkan respon, maka ada kemungkinan stimulus itu bisa menimbulkan respon yang sama jika diberikan umpan yang lebih besar daripada ketika diberikan lagi setelah jeda waktu yang lama, jadi jika ingin mendapatkan respon yang sama, maka stimulus harus diberikan umpan yang lebih besar dan jangan menjeda waktu terlalu lama.
-Frequency Principle (prinsip frekuensi)
Menurut Frequency Principle jika suatu stimulus lebih sering diberikan dan selalu menimbulkan respon yang sama, maka kemungkinan jika diberikan di lain waktu masih akan menimbulkan respon yang sama. Jadi jika stimulus diberikan dalam jumlah yang banyak atau dalam artian sering, maka kemungkinan meskipun diberikan di lain waktu masih akan tetap menimbulkan respon yang sama,
Pada dasarnya, Watson menolak pikiran dan kesadaran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan perilaku (behaviour) sebagai subjek psikologi.
Terdapat 3 Prinsip dalam aliran behaviorisme:
-Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di kehidupan. Perilaku muncul sebagai respons dari kondisi yang mengelilingi manusiadan hewan.