Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Mempertimbangkan keragaman kemampuan yang berbeda, harus ada berbagai cara untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Salah satu kemampuan pribadi tersebut adalah kreativitas. Kreativitas merupakan pengembangan kemampuan yang penting, bahkan dalam segala aspek pendidikan. Dalam hal ini, pendidik memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan tersebut. Kreativitas sangatlah penting, karena kreativitas memiliki pengaruh yang besar dan dapat memberikan andil yang besar bagi kehidupan seseorang, seperti secara akademis. Kreativitas memang bukan bawaan lahir, tetapi bisa dipelajari dan dikembangkan, sehingga harus dikembangkan sejak dini.
Menurut Stenberg (2012) Kreativitas adalah kombinasi dari inovasi, fleksibilitas dan kepekaan yang memungkinkan orang untuk berpikir secara produktif berdasarkan kepuasan pribadi dan kepuasan lainnya. Kreativitas juga merupakan hasil dari motivasi, pengetahuan, dan kemampuan intrinsik seseorang terhadap kemampuan tertentu. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kreativitas. Misalnya, berdasarkan Guilford (1967) dan Torrance (1963) mengemukakan bahwa kemampuan mengembangkan berpikir kreatif dapat dikembangkan melalui bimbingan langsung. Teknik pembelajaran antara berfikir konvergen dan berfikir divergen sangat penting untuk merangsang berpikir kreatif dan tantangan bagi siswa kreatif. Sepertihalnya ketika anak bermain orangtua atau guru dapat mengajak anak untuk belajar sambil bermain, dengan melakukan hal yang disukai anak. Entah itu melukis, menggambar, berkebun, maupun aktivitas yang menyenangkan bagi anak dan dapat menumbuhkan kreatifitas.
Ada studi tentang "The Relationship Between Creative Thinking Ability and Creative Personality of Preschoolers", sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara berpikir kreatif dan kepribadian kreatif pada anak usia dini, yang memiliki makna mencerahkan untuk mengidentifikasi anak-anak berbakat dan mengembangkan program pendidikan untuk anak-anak berbakat, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan kreativitas di antara anak-anak laki-laki dan perempuan. Di usia prasekolah, anak perempuan lebih kreatif daripada anak laki-laki. Juga menyatakan bahwa dalam rencana pendidikan yang dirancang dengan hasil penelitian ini, akan lebih efektif dari sebelumnya untuk mengajar anak-anak prasekolah usia 4 sampai 5.
Ada beberapa karakteristik terkait kreativitas menurut Guilford yang mana aptitude dan non-aptitude. Karakteristik aptitude adalah yang berkaitan dengan kognitif atau proses berpikir yaitu kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, dan elaborasi. Kelancaran yang mana dapat dengan cepat menghasilkan banyak gagasan. Dalam berfikir, fokusnya adalah pada kuantitas daripada kualitas. Fleksibilitas, yaitu kemampuan menggunakan berbagai metode untuk menyelesaikan masalah, kemampuan mengajukan banyak ide, jawaban atau berbagai pertanyaan, dan satu masalah dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Mencari alternatif atau arah yang berbeda, dan mampu menggunakan berbagai metode atau cara berpikir. Orang kreatif fleksibel dalam berpikir. Orisinalitas yakni kemampuan dalam menemukan gagasan unik. Terakhir elaborasi yaitu suatu kemampuan dalam melakukan sesuatu yang detail dari suatu gagasan atau objek menjadi lebih menarik. Karakteristik kreativitas non-aptitude yakni lebih berkaitan dengan perasaan dan motivasi diri sendiri untuk melakukan sesuatu.
Ciri-ciri kreativitas menurut Desmita (2010), sendiri antara lain: mempunyai daya imajinasi yang kuat, inisiatif, menyukai hal baru, memiliki minat yang kuat, selalu ingin tahu, percaya diri, bersemangat, memiliki rasa humor, dan berani mengambil resiko. Prilaku kreatif pun tidak akan tertanam jika anak takut untuk berfikir hal baru karena kurangnya apresiasi dari orangtua, guru, teman sebaya, maupun lingkungannya.
Peran kreativitas yang sangat penting, dimana kreativitas dapat meningkatkan prestasi akademik. Oleh karena itu, semakin tinggi kreativitas seseorang maka semakin tinggi pula prestasi akademiknya. Dalam hal ini anak dengan kreativitas tinggi di sekolah tidak boleh diabaikan, akan tetapi kemampuan tersebut harus dikembangkan dan didukung sepenuhnya di lingkungan sekolah dan keluarga agar anak dapat mendalami kemampuan tersebut. Oleh sebab itu orangtua harus selalu mendukung anaknya agar dapat berkembang seoptimal mungkin, dan guru sebagai fasilitator memberikan yang terbaik bagi siswanya untuk berkreatif. Dengan dukungan dan layanan yang terpenuhi anak pun dapat berekspresi sesuai dengan keinginannya, menjadikan suatu hal baru sebagai tantangan yang menarik dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H