Lihat ke Halaman Asli

Review dan Menatap, Dari Milad HMI (65 Tahun Mengabdi Untuk Negeri)

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Wahada Mony

Aktifis HMI di Cabang Ambon, dan Mantan Sekum HMI Fisipol Unpatti Ambon


Semakin bertambah usia maka semakin tua derajatnya, begitulah sintesa riwayat usia mahluk yang generalis dengan kehidupan manusia. Namun tidak bagi HMI, bertambah usia satu tahun malah menambah himpunan ini semakin produktif, kian kritis dan terus mengabdi untuk kepentingan umat, bangsa dan negara. Kini HMI menancapkan usianya yang ke 65 tahun di tahun 2012, dimana setiap tanggal 5 Februari seluruh keluarga besar HMI se-antero Nusantara akan diingatkan dengan ivent historis perjuangan sang pahlawan besar dan panglima bagi HMI yakni Kanda Lafran Pane dkk di Yogyakarta. Dengan gagasan-ggasan besar mereka (baca : Lafran Pane dkk) telah melahirkan institusi Hijau-Hitam ini sebagai salah satu organ negara yang siap menembus otoritas masif kekuasaan negara hingga ke-era pemerintahan saat ini.

Perjuangan kelahiran HMI bukan hanya milik kader HMI semata, akan tetapi rakyat Indonesia terpanggil untuk memiliki HMI sebagai lembaga kontrol kekuasaan, dan bersama rakyat memperjuangkan segala kepentingannya di atas kepentingan elite di negara ini. Kini 65 tahun sudah HMI bersama rakyat Indonesia dalam membangun kemajemukan dan integritas negara ini. Ditengah sentiment politik elite kekuasaan negara yang dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, telah banyak mengabaikan dan menepis ekspektasi rakyat baik dalam dalam ekonomi kerakyatan, kesejahteraan rakyat, maupun mutu pendidikan dan kesehatan rakyat, demokrasi, perlindungan hukum serta proteksi negara terhadap rakyat kecil.

HMI sebagai perekat civil society memiliki urgenitas terhadap peran ke-HMI-an yaitu kontrol sosial dan sistem kontrol pemerintah, yang dapat berfungsi sebagai peniup peluit (whistle blower) atas setiap anomali-anomali yang terjadi, serta sebagai kelompok penekan (pressure)atas setiap regulasi dan kebijakan elite yang tidak berorientasi pada kesejahteraan rakyat. HMI di kala usia ini telah banyak mengisi warna dengan eksistensi yang berbeda terhadap bangsa ini, tidak menjadikan HMI letih dan berbalik arah meninggalkan tapak perjuangan yang dirintihnya, melainkan merapatkan shaf-saf mengisi ruang kosong dalam barisan perjuangan untuk menembus puncak kejayaan.

Kini HMI berada pada garda depan dalam mengawal agenda mega proyek rakyat yang dikelola oleh para petinggi di negara ini, dimana kebijakan-kebijakan sentra pembangunan yang difokuskan untuk kesejahteraan rakyat terus menjadi fungsi utama himpunan ini dalam peningkatan daya kontrol kekuasaan. Platform perjuangan ini seperti yang tersirat dalam tujuan HMI yakni "Terbinanya Insan akdemis, pencipta pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di Ridhoi Allah SWT".

Berpijak dari fungsinya sebagai organisasi kontrol kekuasaan negara, maka proporsi ranah perjuangan HMI dalam dunia pemerintahan negara (Government state) di tuntut untuk menjadi yang terdepan (pelopor) baik dari segi ide, pelaksanaan hasil institusi terhadap kontrol negara, yang pada hakikatnya keintelektualan dan kekritisannya tertanggung jawabkan yakni melalui kerja kebangsaan dan keumatan dalam bentuk pengabdian secara nyata.

Fase Perjuangan dan Pengabdian HMI

Peran HMI dalam sejarah kehidupan bangsa dan negara Indonesia merupakan sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. HMI dengan sengaja telah ikut mewarnai sejarah panjang dinamikan kebangsaan Indonesia. Perjuangan dan pengabdian HMI terhadap eksistensi negara ini patut di banggakan pula, karena riwayat fase perjuangan HMI dalam mendorong pembangunan Indonesia tumbuh seiring dengan penegakan NKRI sebagai satu kekuatan integrasi bangsa dan negara.

Perjalannan HMI sangat terekam jelas asas perjuangannya dari masa ke masa, hal ini membuktikan kebenaran perjuangan dalam mengisi rung kemerdekaan dan pembangunan di negara tercinta ini. Dalam perjalanannya, HMI memiliki fase kesejarahannya sendiri dalam interaksinya dengan umat dan bangsa. Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul, sejarawan HMI, malah membagi kesejarahan HMI dalam lima zaman perjalanan HMI dan 10 fase perjuangan yakni,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline