Lihat ke Halaman Asli

Aksi 212 Tidak Perlu Dilakukan? Bukan Persoalan Agama?

Diperbarui: 30 November 2016   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Salam mahasiswa ilmu Komunikasi, salam para politisi, para birokrat dan kaum intelektual Indonesia

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baiklah seperti biasanya agar tidak terjadi kesalahpahaman saya disini hanya menyampaikan gagasan , ide dan pikiran saya kepada masyarakat kompasianer dan masyarakat luas dan saya pun tidak memihak kepada siapapun , karena percayalah saya hanya mahasiswa komunikasi UIN Sunan Kaljaga Yogyakarta, buka kader pak ahok maupun pengikut setia FPI.

Yang pertama saya hanya ingin membahas sedikit membahas dan berdiskusi kepada saudara semua apakah aksi 212 dan 411 sebelumnya, merupakan masalah agama dan bentuk pembelaan terhadap islam. Saya menjawabnya tidak, pandangan saya mengatakan hal ini bukan masalah agama, namun masalah politik, ya karena semua ini hanya agenda media Indonesia seperti pada artikel yang saya tulis sebelumnya, lagipula islam adalah agama yang dikenal toleransi dan alquran adalah kitab suci Pembina dan pembela umat muslim, kok malah jadi kita yang membela alquran/islam? Bukan terbalik ya :D

Baiklah kemudian mengapa saya mengatakan ini bukan masalah agama? Ya bagi sebagian orang mungkin mengatakan ini adalah masalah agama, namun menurut pandangan saya orang mengatakan tersebut adalah orang islam yang berjiwa garis keras, mengapa? Karena mereka tidak meneliti dulu apa sebenarnya seluk beluk dan motif dari kasus ini, mereka hanya membranding dan menyederhanakan masalah menjadi satu buah kalimat “ahok menistakan agama” , sesuai dengan salah satu sifat opini public yakni penyederhanaan (bagi anda yang sudah belajar tentang opini public pasti tau lah)

Sebelumnya apa sih motif dari pak ahok menyinggung surah al maidah ayat 5 sehingga menimbulkan pro kontra yang sedemikian boomingnya? Kebanyakan orang kaum yang kurang cermat mengatakan bahwa motifnya adalah pak ahok tidak menghormati agama islam, menistakan, mendustakan atau apalah sehingga mereka menyebut ini masalah agama. Namun faktanya bukan demikian, semua ini hanya akal-akalan media dan ujung-ujungnya adalah uang. 

Motif dari singgungan al maidah ayat 5 bukanlah untuk menistakan agama islam, namun menurut analisa dan hasil diskusi saya dengan beberapa teman dan dosen di fakultas saya adalah supaya kasus ini terangkat, diblow-up oleh beberapa pihak besar seperti FPI dan MUI yang kemudian akan disiarkan oleh media, lalu ujung-ujungnya adalah iklan masuk dan media mendapat uang dari iklan-iklan yang masuk . mengapa? Karena media tahu masyarakat Indonesia sangat gampang dan begitu gamblang dipengaruhi terutama masalah agama. 

Buktinya? Aksi 411 beberapa hari lalu yang menunjukkan betapa kurangnya pengetahuan masyarakat tentang politik , dan seolah para pendemo hanya ikut-ikutan saja, mereka hanya korban agenda setting media. ya Jadi bagi anda yang menganggap masalah ini adalah masalah agama silahkan dipikir kembali dan semoga hati dan pikiran anda terbuka :D

Kemudian belum lagi aksi damai 212 mendatang yang dijanjikan oleh pak ketua FPI habib rizieq dengan solat jumat berjamaah bersama dijalan MH.Thamrin, walaupun habib riziq menyatakan aksi tersebut bakalan berlangsung secara damai, namun banyaknya warga atau ormas yang berdatangan aksi tentu saja bakalan mengganggu aktivitas warga. 

Belum lagi akan memecahbelah kebhinekaan Indonesia, dan bukankah lebih banyak mendatangkan mudharat dariada faidah? Bukankah islam adalah agama yang toleransi? Cinta kedamaian? Ya.. itulah, jikalau saja negara islam diukur dari jumlah penduduk islam maka indonesialah juaranya. Di Indonesia memang penduduknya banyak dan mayoritas, namun nilai-nilai keisalaman rendah, namun diluar negeri lihatlah? Negara yang muslimnya minoritas begitu terasa nilai-nilainya keislamannya, seperti ketentraman, kedamaian dan lain-lain. 

Hal ini seperti yang dikatakan oleh KH.Mustafa Bisyri, dan bahkan pernah diceritakan dalam rubrik jumatan yang ditulis oleh KH.Mustafa Bisyri sendiri terdapatlah seorang saudagar Indonesia yang kala itu berkunjung ke kanada, namun kameranya tertinggal disebuah halte bus, setelah 3 hari saudagar tersebut baru ingat dan kembali lagi ke halte tersebut dan menjumpai kamera tersebut tidak bergeser sedikitpun, padahal itu dikanada yang minoritas muslim, bandingkan jika seumpama kamera tersebut tertinggal di Indonesia , ya anda sudah tahu jawabannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline