Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Berbagi Ampau Unik atau Persenan yang Sudah Menjadi Kebiasaan Turun-temurun di Masyarakat

Diperbarui: 16 April 2023   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:pixabay.com-Berbagi hadiah Ampau atau persenan

Lebaran merupakan momen yang paling dinanti oleh umat muslim di seluruh dunia. Selain sebagai momen untuk merayakan kemenangan setelah menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh, Lebaran juga menjadi momen untuk saling berbagi dan memberikan ampau atau persenan kepada orang yang membutuhkan.

Di Indonesia, tradisi saling berbagi ampau atau persenan telah menjadi bagian dari budaya masyarakat dalam merayakan Lebaran. Meskipun pada dasarnya ampau atau persenan adalah bentuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia, namun ada beberapa tradisi Lebaran saling berbagi ampau atau persenan yang cukup unik di Indonesia.

Salah satu tradisi yang paling unik adalah tradisi ampau di daerah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Di daerah ini, tradisi ampau dilakukan dengan cara membagikan sejumlah beras yang dibungkus dalam daun pisang kepada orang yang membutuhkan. Namun yang membuat tradisi ini unik adalah cara membagikannya yang dilakukan dengan cara melempar beras tersebut ke arah orang yang membutuhkan. Orang yang membutuhkan beras tersebut akan menangkap beras tersebut dengan tangan atau dengan menggunakan kain.

Selain di Sumbawa, tradisi saling berbagi ampau atau persenan yang unik juga dilakukan di Aceh. Di Aceh, tradisi ini dikenal dengan sebutan "ampau meuligo". Tradisi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan makanan dan minuman yang kemudian dibagikan kepada orang yang membutuhkan. Namun yang membuat tradisi ini unik adalah cara membagikannya yang dilakukan dengan cara mengikatkan makanan dan minuman tersebut pada seutas tali yang kemudian diarak di jalan-jalan kota.

Di Yogyakarta, tradisi saling berbagi ampau atau persenan juga memiliki keunikan tersendiri. Di daerah ini, tradisi ini dikenal dengan sebutan "ngalap berkah". Tradisi ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah-rumah tetangga dan kerabat untuk memberikan ampau atau persenan. Namun yang membuat tradisi ini unik adalah cara memasuki rumah tersebut yang dilakukan dengan cara merangkak di bawah meja yang telah disediakan oleh tuan rumah.

Di daerah lain di Indonesia, tradisi saling berbagi ampau atau persenan juga memiliki keunikan tersendiri. Namun pada dasarnya, tradisi ini selalu dilakukan dengan niat yang tulus untuk membantu sesama yang membutuhkan. Tradisi ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada orang tua, guru, dan tokoh agama yang telah memberikan banyak pengaruh dan inspirasi dalam kehidupan kita.

Dalam tradisi Lebaran saling berbagi ampau atau persenan, kita diajarkan untuk selalu menghargai dan menghormati sesama manusia, serta selalu berusaha untuk membantu orang yang membutuhkan. Kita juga diajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang kita miliki dan tidak sombong dalam memperlihatkan keberhasilan kita kepada orang lain. Semoga tradisi ini tetap dapat terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Lebaran sebagai momen saling berbagi ampau atau persenan juga menjadi momen yang dinanti-nanti oleh anak-anak. Sebelum Lebaran tiba, anak-anak biasanya sudah mulai berburu ampau atau persenan dari tetangga dan kerabat. Mereka juga mempersiapkan ampau atau persenan yang akan dibagikan kepada orang lain pada saat hari Lebaran tiba.

Namun, kita juga harus selalu ingat bahwa tradisi saling berbagi ampau atau persenan tidak hanya berlaku pada saat Lebaran saja. Kita harus selalu mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak kita sejak dini agar mereka dapat menjadi pribadi yang lebih sosial dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

Selain itu, kita juga harus selalu memperhatikan keberlangsungan tradisi saling berbagi ampau atau persenan ini. Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai kehilangan tradisi ini karena berbagai alasan seperti modernisasi dan urbanisasi. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk melestarikan tradisi ini agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline