Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Inovasi Anak dalam Bermain

Diperbarui: 25 Mei 2024   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan anak usia dini dimulai dari anak umur 0 sampai dengan 6 tahun dimana masa ini dikenal sebagai masa emas atau golden age, dalam masa ini perkembangan anak sangat penting seperti perkembangan kognitif, agama dan moral, bahasa, sosial emosional, fisik motorik, seni dan kreatifitas. Adapun salah satu bentuk kreatifitas pada anak yang harus dikembangkan yaitu daya imajinasi atau inovasi pada diri anak. 

Inovasi menurut KBBI adalah penemuan sesuatu yang baru dimana dia berbeda dari yang sudah ada baik itu dalam bentuk ide atau gagasan, metode dan juga alat. Jadi dapat disimpulkan, bahwa inovasi adalah penemuan sesuatu yang baru atau mengembangkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Inovasi dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih kreatifitas dan daya imajinasi anak, pembelajaran yang inovatif akan membantu anak untuk lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru nya. Perkembangan inovasi pada anak usia dini bisa dilihat dari cara anak bermain, bermain merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan disukai oleh anak, bermain dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan serta membantu anak untuk meningkatkan kreatifitas berpikir. 

Dalam pembelajaran anak usia dini, inovasi dapat menggunakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan dasar anak dan membantu mereka untuk tumbuh secara optimal. Seperti bermain balok, ketika anak menyusun balok anak diminta untuk berpikir secara kreatif agar balok tersebut bisa disusun dan menjadi bangunan yang bagus, dengan bermain balok selain dapat mengembangkan kreatifitas berpikir dapat juga mengembangkan kognitif, bahasa dan juga fisik motorik anak. Selain bermain balok permainan edukatif lainnya yaitu bermain puzzle dengan bermain puzzle anak jadi bisa memecahkan masalah serta meningkatkan kreatifitas dan keterampilan logika pada anak. Selain menggunakan alat permainan edukatif sebagai perkembangan inovasi, guru dan orang tua bisa menggunakan teori dari Sylvia Chard yaitu metode proyek, dimana anak dapat menemukan atau mendapat pengetahuan yang baru kemudian anak dengan imajinasinya membuat suatu karya yang lain, contohnya seperti membuat gedung yang tinggi, dengan membuat metode proyek memungkinkan anak untuk merancang, menciptakan dan membentuk suatu kardus bekas menjadi gedung yang tinggi kemudian gedung tersebut dimainkan dengan imajinasi anak. 

Selain contoh di atas melibatkan anak untuk bermain dengan anak seusianya juga dapat menciptakan inovasi, karena ketika anak bermain bersama mereka akan saling bertukar ide dan juga mencoba hal baru sehingga terciptakan penemuan yang baru dari kreatifitas mereka masing-masing. Jadi dapat disimpulkan, bahwa perkembangan inovasi adalah perkembangan yang melatih kreatifitas dan daya imajinasi anak agar membuat anak berpikir secara luas serta dapat menciptakan ide baru yang dia dapatkan, juga membuat anak berkembang secara baik dalam perkembangan inovasi ini peran orang tua dan guru juga sangat penting misalnya dengan member dorongan dan dukungan sehingga anak semangat untuk lebih mengeskplore ilmu baru. 

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan bagi pembaca dan penulis dalam mengembangkan inovasi anak dalam bermain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline