Lihat ke Halaman Asli

wachida faizah

Mahasiswa Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Upaya Pemutusan Rantai Persebaran Covid-19, Mahasiswa KKN Undip Gencarkan Budaya CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dan Sosialisasikan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Secara Mandiri

Diperbarui: 11 Agustus 2021   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Produk Sabun Cuci Tangan (Dokumentasi Pribadi)

Kota Semarang (8/2021) - Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro dilaksanakan mulai tanggal 30 Juni hingga 12 Agustus 2021. Karena kondisi Pandemi kian melonjak, maka sistem pelaksanaan KKN tahun ini sangat terbatas dan dilakukan di daerah masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pandemi Covid-19 yang melanda telah memakan jutaan korban dari seluruh dunia. Namun, hingga saat ini belum ada tanda - tanda akan usai. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan sabun atau yang sering kita dengar dengan istilah CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Mencuci tangan adalah salah satu tindakan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air dan sabun (sabun biasa atau antiseptik) ataupun mencuci tangan tidak di air mengalir tetapi dengan cairan berbahan dasar alkohol, agar tangan menjadi bersih, memutus mata rantai kuman, salah satu upaya pencegahan penyakit, berguna pula untuk penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang saat ini masih terus terjadi. Dengan adanya program sosialisasi pembuatan sabun cuci tangan mandiri, masyarakat dapat mengetahui bahan dan cara membuat sabun cuci tangan sendiri dan bisa digunakan untuk memutus rantai persebaran COVID-19.

Menyusul deklarasi WHO tentang Pandemi Global COVID-19 pada tanggal 12 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada tanggal 31 Maret 2020. Kementerian Kesehatan dengan segera merilis Surat Edaran No. HK.02.02 / I / 385 ke semua Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten untuk secara aktif mencegah penularan COVID-19 melalui gerakan “Masker untuk Semua” dan penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun (CTPS).

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang merupakan bagian dari tipe virus Corona. Virus ini bisa menular jika kita kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau dengan cairan yang dikeluarkannya oleh saat batuk dan bersin. Virus dapat berpindah ke tubuh kita, bila tanpa sengaja kita menyentuh benda-benda tersebut lalu menyentuh wajah (mata, mulut, dan hidung) dengan tangan yang telah terkontaminasi.

Mencuci tangan sesering mungkin dan dengan cara yang tepat (setidaknya selama 40 detik) adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah infeksi COVID-19. CTPS jauh lebih efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus dibandingkan dengan mencuci tangan dengan air saja. Sabun dapat dengan mudah menghancurkan membran lipid COVID-19, membuat virus COVID-19 tidak aktif.

Prinsip penting terkait CTPS yaitu yang pertama, mencuci tangan dengan air saja tidaklah cukup untuk mematikan kuman penyebab
penyakit. Kedua, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir adalah cara yang paling hemat biaya untuk melindungi kita dari penyakit menular, termasuk COVID-19. Ketiga, mencuci tangan pakai sabun selama minimal 40-60 detik dan dengan mengikuti semua langkah yang dianjurkan terbukti efektif mematikan kuman penyakit.

Dibutuhkan peran penggerak untuk mensosialisasikan CTPS ini, karena masih jarang warga yang mengetahui bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, seorang mahasiswa KKN Undip yang bernama Wachidatul Faizah yang bernama panggilan Ida ini tergerak untuk menggencarkan CTPS ini, yang mana CTPS ini sesuai dengan standar anjuran Organisasi Kesehatan Dunia atau yang kita sebut dengan WHO. Adapun langkah-langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO yaitu yang pertama, basahi tangan dengan air mengalir. Kedua, gunakan sabun pada tangan secukupnya. Ketiga, gosok telapak tangan yang satu ke telapak tanagn yang lainnya. Keempat, gosok punggung tangan dan sela-sela jari. Lalu, yang kelima gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi saling bertautan. Kemudian yang keenam, gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan. Ketujuh, genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar. Selanjutnya yang kesembilan, gosok tangan yang bersabun dengan air bersih mengalir, lalu keingkan dengan lap sekali pakai atau tisu. Dan yang kesepuluh sekaligus yang terakhir yaitu bersihkan pemutar keran air dengan lap sekali pakai atau tisu.

Sosialisasi CTPS dan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Secara Mandiri melalui Media Poster (Dokumentasi Pribadi)

Sabun merupakan teknologi utama untuk mencuci tangan. Sabun harus tersedia dengan biaya yang terjangkau, agar memungkinkan tiap rumah tangga untuk memilikinya. Meskipun menggunakan sabun adalah cara paling efektif untuk membersihkan tangan, seringkali tidak semua rumah tangga bisa memilikinya. Keluarga yang tergolong berpenghasilan rendah cenderung mengalokasikan uang yang dimiliki untuk membeli kebutuhan pokok lain. Sekalipun telah membeli sabun untuk mencuci pakaian, kerap kali sabun itu tidak digunakan untuk mencuci tangan. Oleh karena itu, selain mensosialisasikan CTPS, Ida juga melakukan transfer ilmu kepada masyarakat untuk membuat sabun cuci tangan secara mandiri sebagai solusi untuk menekan pengeluaran biaya untuk membeli sabun cuci tangan.

Proses Pembuatan Sabun Cuci Tangan (Dokumentasi Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline