Lihat ke Halaman Asli

Wachid Hamdan

Mahasiswa Sejarah, Kadang Gemar Berimajinasi

Tiada tapi Ada

Diperbarui: 10 Agustus 2023   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Entah seperti apa silau cahaya ini akan menuntunku. Tapi kegelapan kini telah mengistirahatkan mataku. Hanya pijakan kaki dan tubuh kini membantu atas istirahatnya mata. Semua itu adalah olehmu, karnamu, dan aku ingin kamu dan aku menjadi kita.

Waktu serasa lama menyeret roda hidup. Tanpa mata, aku bingung mengenali wajahku kini. Warna, bentuk, dan lukisan semesta kini hanya kunikmati dengan berjuta imajinasi. Apakah kita juga sebatas imaji? Entahlah mungkin kita bisa bertanya pada Dalang Sekenario Kehidupan.

Aku bingung atas jalan di depan kini. Tapi Engkau, Tuhan berikanku sebuah uluran tangan. Sebutir embun engkau jatuhkan dalam kegersangan akal dan hati. Lewat insan yang Kau hadirkan kini, aku serasa memiliki yang telah hilang. Tapi itu semua hanya bisa kunikmati dalam indahnya HITAM.

Tiada  tapi ada

Aku tiada mampu menuntutmu

Bila harus selalu memahamiku

Seperti bumi yang tidak memaksa langit-MU

Untuk harus selalu mencurahi bening air suci-Mu

Aku tiada tahu

Mengapa relung hati seperti itu

Memuja, tapi tidak mau merepotkanmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline