Komunitas Ruang Dialektika (KRD) menggelar diskusi perdana di Munde pada Sabtu, 11 Januari 2025. Founder KRD, Mayo De Quirino, menjelaskan bahwa komunitas ini bertujuan untuk menggali potensi siswa-siswi desa.
"Saya melihat tidak ada perbedaan kemampuan antara anak-anak desa dan anak-anak kota. Komunitas ini dibentuk untuk mengasah potensi anak-anak desa agar mampu berpikir kritis dan berani menyampaikan pendapat," ujar Mayo.
Tema diskusi perdana KRD adalah "Logika Mistika". Mayo menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk membiasakan anak-anak tidak muda berpikir mistis.
"Seorang dokter dari Belanda, Jacob, pernah melakukan investigasi komparatif mengenai cara berpikir orang Indonesia dan Eropa. Hasilnya, tidak ada perbedaan mendasar. Namun, orang Indonesia terlalu percaya pada hal-hal gaib atau mistis, sehingga sulit untuk maju," ujar Mayo.
Mayo juga menyinggung pemikiran Tan Malaka tentang Logika Mistika dalam buku Madilognya.
" Tan Malaka juga perna bilang kalau mau indonesia merdeka kita harus lepas dari logika mistika. Saya pikir ini sangat relevan untuk kita diskusikan " tutur Mayo.
Mayo yakin, dengan mengadakan diskusi dan bedah buku secara rutin di Komunitas Ruang Dialektika, anak-anak desa dapat dilatih untuk berpikir rasional.
"Bedah buku dan diskusi yang bersifat rasional, menurut saya, adalah solusi untuk melepaskan diri dari 'logika mistika' agar kita bisa berpikir lebih rasional," tutup Mayo.
Salah satu anggota KRD, Paulus Ofaldino, mengungkapkan bahwa ia merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat setelah mengikuti diskusi di komunitas tersebut.
"Baru sekali mengikuti diskusi, saya merasa lebih berani berpendapat. Saya diberikan ruang penuh untuk berbicara. Saya senang dengan adanya komunitas ini," ujar Faldi.