Lihat ke Halaman Asli

Kritikan Saya untuk Bung Tebe

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hari minggu enaknya jalan-jalan. Refreshing setelah 1 minggu full berkutat dengan pekerjaan. Sayang hari ini cuaca tidak begitu baik. Mendung gelap di sana sini alamat akan turun hujan. Enak juga andai punya mobil, tidak akan terkendala oleh hujan. So, lebih baik di rumah saja buka-buka Kompasiana yang sedang ramai seputar Kompasianer terfavorit.

Sebagai newbie, saya mulai merasakan keasyikan membaca berbagai reportase dan opini ala warga biasa. Nyesel juga kenapa tidak dari dulu-dulu bergabung padahal banyak teman di kantor yang kasih saran untuk join Kompasiana. Jangan sekedar jadi silent reader.

Wah, tiba-tiba ada judul yang bikin kacamata saya hampir terlepas. Busyet dah nih, sebuah judul “Legitan Mana (Jepitan) Perawan atau Janda?” yang ditulis oleh Bung Tebe. Rasa ingin tahu membuat saya klik judul tulisan tersebut. Ternyata isinya tidak jauh-jauh dengan judulnya. Tulisan itu dibuat dengan bahasa yang enak dibaca. Kata-katanya sanggup membentuk imajinasi tentang sexualitas.

Mungkin otak saya otak mesum alias piktor. Baru baca begituan saja sudah berpikiran yang bukan-bukan. Wajar dong, namanya juga laki-laki usia muda. Kalau yang baca anak-anak gimana tuh ya?

Coba menilik siapa dibalik akun Bung Tebe itu. Dari data profil yang bersangkutan mengaku Pengajar, Penulis Freelance, dan Pecinta Dunia Anak. Alamak, begini kah tulisan seorang pengajar/pendidik yang mencintai dunia anak-anak? Apakah tidak ada lagi materi untuk ditelurkan sebagai tulisan?

Hari minggu, hari libur dimana ana-anak mempunyai banyak waktu luang untuk berselancar di dunia maya siapa tahu mereka mencoba mencari wawasan baru di Kompasiana. Eh ternyata disuguhi oleh artikel seperti itu? Memang di Kompasiana tidak ada label misalnya BO untuk artikel yang untuk membacanya harus dengan Bimbingan Orang tua seperti film-film di TV.

Sebagai penulis hendaknya memahami bahwa tulisannya tidak hanya dibaca oleh orang muda dan tua saja. Pikirkanlah baik-baik pemilihan judul. Sebagai orang yang mengaku sebagai penulis rasanya mudah saja mencari judul yang tepat. Bukan judul bombastis agar tulisannya laris manis. Menyedihkan sekali!

Ini bukan tabu atau tidak membicarakan urusan jepit menjepit. Bukan pula hendak memberangus kebebasan dalam menulis dan bersuara. Apa hak saya? Hak saya hanya mengkritik penulis dan juga admin yang meloloskan artikel seperti itu di Kompasiana. Judul dan tulisan artikel seperti itu hanya akan memancing komentar-komentar khas orang dewasa. Tidak masalah jika dipublish di web orang dewasa atau forum-forum tertutup.

Maaf, saya tidak mengenal Bung Tebe penulis artikel tersebut. Saya mengkritik artikelnya yang saya pikir tidak layak. Silakan pembaca lain beropini jika saya mungkin terlalu lebay. Saya hanya ingin menyuarakan hal yang saya anggap benar. Siapapun akan saya kritik, jika ada yang marah karena saya kritik berarti orang tersebut anti kritik. Orang yang anti kritik tidak akan bisa menjadi besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline