Kabupaten Batang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki garis pantai utara terpanjang se Jawa Tengah. Letak daerahnya yang strategis berada di tengah-tengah pulau jawa serta wilayah tepi pantainya yang beragam, ada yang berpasir serta ada yang berbatu dan juga tebing menjadikan wilayah tersebut menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mendirikan proyek nasional strategis.
Di sisi lain di wilayah Kabupaten Batang juga memiliki komunitas nelayan yang cukup banyak, sebagian besar berada di wilayah pesisir Kabupaten Batang. Adanya proyek nasional strategis tersebut menjadi bersinggungan dengan komunitas nelayan di sekitar pantai utara.
Salah satunya proyek nasional PLTU Kabupaten Batang, yang sampai saat ini masih belum menemui titik temu kesepakatan antara pemerintah dengan komunitas nelayan. Padahal proyek nasional tersebut merupakan suatu kebutuhan utama dalam memenuhi energi listrik untuk seluruh wilayah Jawa-Bali.
Mengingat kebutuhan konsumsi listrik nasional, kini pemerintah membangun proyek pendukung kebutuhan pasokan energi. Salah satunya dengan cara mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pembangkit listrik tersebut dihasilkan melalui proses pembakaran batu bara yang kemudian uap hasil pembakaran akan menghasilkan energi kinetik atau gerak yang memutar turbin pada instalasinya dan kemudian akan menghasilkan energi listrik mentah yang nantinya akan di distribusikan ke gardu-gardu atau stasiun listrik PLN atau Perusahaan Listrik Nasional. Hasil energi listrik itulah yang nantinya akan kita manfaatkan sesuai kebutuhan.
Pembangunan proyek PLTU di Indonesia cukup banyak, terutama di kawasan pulau jawa yang padat penduduk. Kawasan padat penduduk dengan kebutuhan energi listrik yang meningkat.
Maka dari itu pembangunan PLTU dilakukan terutama di Pulau Jawa diantaranya seperti PLTU di kawasan Cirebon, Jawa Barat, Paiton di Probolinggo yang memasok listrik Jawa dan Bali dan di kawasan Batang, Jawa Tengah yang nantinya akan menjadi PLTU terbesar di Asia Tenggara.
Hasil pembangunan tersebut selain sebagai upaya ketahan energi nasional. Pembangkit Listrik Tenaga Uap juga memberi pengaruh pada pembangunan ekonomi, seperti dapat memberi lapangan kerja pada penduduk sekitar, dan membangun lingkungan ekonomi dengan masyarakat bisa membangun sewa rumah, warung makan, kedai kopi, dan kegiatan ekonomi lainnya.
Selain itu juga dari pembangunan PLTU dapat mengundang investor untuk membangun kawasan Pusat Bisnis dan Industri. Mereka melihat hal itu sebagai peluang jika suatu saat akan didirikannya hotel-hotel untuk penginapan tamu asing atau pekerja asing.
Terlepas dari itu semua tentu ada imbas yang perlu kita ketahui dari pembangunan tersebut. Selain dampak positif dan semua itu bisa berdampak pada lingkugan alam dan tempat tinggal. Lalu dampak apa saja yang akan terjadi ?
Dampak kerusakan lingkungan jelas terjadi dari pembangunan proyek tersebut, Proyek PLTU yang membutuhkan banyak lahan dengan membabat habis hutan, tanah warga dan sebagian lingkungan terbuka hijau. Hutan yang seharusnya bisa menjadi lingkungan konservasi kini berganti dengan lingkungan industri.