MERANGIN - Pilkada Merangin tahun 2018 yang diikuti tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati ini sepertinya masih menyajikan pertarungan antara Nalim versus Al Haris, yang mana penentuannya akan terjadi di 858 TPS besok, Rabu 27 Juni 2018.
Pertarungan jilid II ini cukup menegangkan yang mendekati detik-detik penentuan pemenangnya juga semakin sulit ditebak. Nalim pada Pilkada kali ini mengambil posisi sebagai penatang dan posisi ini kebalikan atas catatan sejarah Pilkada 2013 silam.
Pertanyaannya, akankah besok Nalim dapat menebus kekalahan telak oleh Al Haris pada Pilkada 2013 lalu, tentu jawabannya cukup berpeluang besar, karena kekuatan Nalim terlihat ektra kuat sebab ia didukung exs pasangannya dan semua cabup rivalnya pada Pilkada lima tahun lalu.
Nalim didukung calon bupati 2013 yang merupakan lawan tandingnya waktu itu, didukung Handayani dan M Syukur tentu ini tak bisa diabaikan, ditambahkan lagi dukungan Salam yang merupakan mantan calon wakilnya. Kekuatan Nalim benar-benar terlihat setelah berpasangan dengan pasangan Al Haris yakni Abdul Khafidh.
Lima tahun pasca kekalahannya tentu merupakan istirahat yang tak sia-sia bagi Nalim. Bisa dipastikan ia telah menyiapkan energi berlimpah untuk menebus kekalahannya oleh pendatang baru waktu itu Al Haris. Al Haris bersama Khafidh berhasil mengalahkan Nalim - Salam, Syukur - Fauziah dan Handayani - Jailani.
Dengan berpindahnya Khafidh ke Nalim tentu membuat Nalim makin percaya diri ditambah lagi Khafidh menang sosok yang sering diuntungkan oleh keadaan dan bernasib baik dalam hal pilihan politik seperti pengalaman yang sudah-sudah.
Namun demikian apakah Nalim bisa dipastikan menjadi jawara pada Pilkada 2018 ini, Juga belum ada jaminan untuk itu. Sebab Nalim juga harus berhitung akan kekuatan Al Haris, Al Haris calon kuat karena dulu saja sebagai penantang dan pendatang baru dia mampu mengalahkan Nalim sebagai bupati aktif.
Apalagi kondisi hari ini, Al Haris sebagai bupati yang ibarat akar pohon, dulunya Al Haria berakar tunggang sekarang akarnya sudah akar serabut. Tentu kekuatan Al Haris karena telah berkuasa selama hampir lima tahun ini dipastikan se makin kuat. Jika posisinya tak kuat mana mungkin "dikeroyok" oleh para rivalnya pada 2013 lalu.
Pertanyaan selanjutnya apakah Al Haris mampu mempertahankan tahtanya dan melanjutkan kepemimpinan bupati Merangin hingga 2023. Lagi - lagi peluangnya sama besar dengan Nalim karena ini pertarungan para tokoh elit, pertarungan mantan bupati dan bupati aktif.
Ataukah hasilnya opsi kedua, Merangin akan mengulang sejarah selama Pilkada langsung di selalu dimenangkan oleh pendatang baru seperti Nalim pendatang baru dan pemenang berdasarkan hasil Pilkada langsung 2008 dan Al Haris pendatang baru yang juga pemenang hasil Pilkada 2013.
Apakah Pilkada 2018 juga akan dimenangkan pendatang baru Ahmad Fauzi layaknya nasib Nalim dan Al Haris pada masanya itu?. Menurut analisa penulis dan keyakinan penulis yang belum tentu benar ini, bahwa Pilkada 2018 sepertinya (maaf) masih tetap mempertontonkan pertarungan sengit antara Nalim versus Al Haris.