Lihat ke Halaman Asli

Keriaan KAA, Menambah Pesona Bandung

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14318184081560445933

Bismillah...

"Cari tahu tentang KAA"

Mendengar kata KAA (Konferensi Asia Afrika), mengembalikan memori ke masa smp, pada pelajaran sejarah.  Masih lekat di ingatan sejarah KAA, mulai dari latar belakang, tanggal diselenggarakan, siapa saja yang datang, dll. Ada salah satu hal yang mengganjal dan belum banyak diketahui orang. Mungkin pertanyaan ini muncul dari dulu "Bagaimana bisa Konferensi Asia Afrika pertama diselenggarakan di Indonesia?" . Pertanyaan yang sedikit memojokkan akan tetapi dapat membuat kita semua bangga (Be Proud of Indonesia) Indonesia Travel.

[caption id="attachment_417977" align="aligncenter" width="300" caption="Sejarah Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika tahun 1955 (yang ada di buku sejarah)"][/caption]

Menurut sejarah, Indonesia melalui hubungan diplomatiknya memberikan pendapat ke 18 Negara Asia Afrika tentang ide melaksanakan konferensi Asia Afrika (demi meredakan ketegangan dunia - Perang Dingin Amerika Serikat dan Rusia). Usul itu mendapatkan banyak dukungan, dengan sigapnya perdana menteri Indonesia (Mr. Ali Sastroamijoyo) dan desakan dari Perdana Menteri India (Jawaharlal Nehru) yang berharap segera melaksanakan konferensi setelah pertemuan Kolombo. Dan juga pesan Presiden Sukarno secara khusus kepada Ali agar memperjuangkan ide membuat konferensi yang lebih besar daripada pertemuan Kolombo. Dan akhirnya, disetujuilah Indonesia sebagai tuan rumah KAA untuk pertama kali (tahun 1955).

Termasuk sesuatu yang sangat berhasil, Presiden yang kita banggakan saat itu dan perdana menteri kita (Ir. Soekarno dan Mr. Ali Sastroamijoyo) dapat memberikan pidatonya kepada seluruh dunia saat konferensi KAA yang pertama. Dalam pidatonya dengan judul "Let a New Asia and New Africa Be Born" (Lahirlah Asia Afrika Baru). Baru 10 tahun merdeka, Indonesia telah mengguncang dunia, bertepatan di Bandung Konferensi Asia Afrika dibuka (60 tahun silam). Indonesia, dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme negara barat.

Hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika. (nama resmi) tersebut kemudian dikenal sebagai "10 Dasasila Bandung" dimana di dalamnya memuat cerminan  penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia.

Berikut ini adalah isi Dasasila Bandung :


  • Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.
  • Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.
  • Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.
  • Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
  • Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau secara kolektif.
  • Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
  • Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.
  • Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.
  • Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
  • Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional


"Lebih dekat dengan KAA"

Kalau dulu tujuan KAA pertama seluruh negara berkumpul untuk merdeka, sekarang semua bekerja sama untuk memerdekakan negara Asia- Afrika dari kemiskinan.  Tema diusung dalam Peringatan ke-60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika adalah "Penguatan Kerjasama Negara Selatan-Selatan". KAA tahun ini, Pemerintah mengundang 106 wakil negara dan 19 organisasi internasional untuk berpatisipasi. Akan tetapi yang hadir 22 Kepala negara atau pemerintahan, sisanya wapres dan Vice Prime Minister.

Berikut nama kepala negara yang datang ke KAA:


  • Perdana Menteri Nepal: Sushil Korala
  • Presiden Madagaskar:Hery Rajaonarimampianina
  • Wakil Presiden Zambia: Inonge Wina
  • Wakil Presiden Filipina: Jejomar Binay
  • Wakil Presiden Uganda: Edward Kiwanuka Ssekandi
  • Presiden Parlemen Korea Utara: Kim Jong-nam
  • Presiden Timor Leste: Taur Matan Ruak
  • Presiden Zimbabwe: Robert Mugabe
  • Raja Swaziland: Mswati III,
  • Perdana Menter Malaysia: Najib Razak
  • Wakil Presiden Afrika Selatan: Cyril Ramaphosa
  • Wakil Presiden Angola: Manuel Domingos Vicente
  • Perdana Menteri Kamboja: Hun Sen
  • Presiden Vietnam: Truong Tan Sang
  • Presiden Sierra Leone: Ernest Bai Coroma
  • Presiden Myanmar: Thein Sein
  • Presiden China: Xi Jin-ping
  • Wakil Presiden Liberia: Joseph Boakai
  • Wakil Presiden Venezuela: Jorge Arreaza
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline