Lihat ke Halaman Asli

Masa Lalu, Kini dan Depan Indonesia Ada di Pilihan Anda: Antara "Revolusi Mental" vs "Revolusi Putih+Revolusi Perang Badar"

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kurang lebih 9 hari lagi kita menuju ke kuasa kita untuk menentukan masa depan Indonesia. Sebelum anda memutuskan ada baiknya Anda menyaksikan video dibawah ini terlebih dahulu sehingga anda memiliki gambaran tentang masa depan Indonesia di dalam pemikiran para pemimpin bangsa periode 2014-2019.

Revolusi Mental yang diusung oleh pasangan Capres no.2, Mr. Jokowi:

Revolusi Mental 1: https://www.youtube.com/watch?v=ar09jpDvKH4

Revolusi Mental 2: Menghadirkan Negara yang Bekerja: https://www.youtube.com/watch?v=C8JI0KALxzs

Revolusi Putih yang diusung oleh pasangan Capres no. 1. Mr. Prabowo + Revolusi Perang Badar oleh Mr. Amien Rais:

Revolusi Putih: https://www.youtube.com/watch?v=vPF8pVAIuYI&feature=youtu.be

Revolusi Perang Badar: ?

Belum usai kesedihan bangsa akibat kejadian di era Reformasi, dimana pertumpahan darah digunakan untuk menggulingkan pemerintahan yang dianggap merugikan bangsa. Apakah kita harus kembali ke sebuah suasana dimana darah dan demonstrasi digunakan untuk memperbaiki kondisi bangsa?

Kita melihat banyak dari kita hilang dan hancur kepercayaan diri kita untuk memperbaiki bangsa ini, karena ternyata Reformasi belum sepenuhnya memperbaiki kondisi bangsa. Piye Kabare, Isih Penak Jamanku To? kalimat yang selalu bersanding dengan foto presiden RI ke 2 Mr. Soeharto, adalah sebuah kenyataan dan gambaran bahwa reformasi belum sepenuhnya memperbaiki bangsa. Bangsa Indonesia membutuhkan seorang pimpinan yang mampu membangun kepercayaan diri, mental, dan semangat dari warga negaranya secara damai untuk mencapai masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik melalui kerja nyata. Pemimpin yang secara cerdas mengakui dan menghargai bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman (adat istiadat, agama, suara, dsb) dan memperjuangkan persatuan dan kesatuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline