Berinvestasi atau beramal dengan menggunakan dana hasil ngutang? Hellooooooow!!
Seorang kenalan terlilit hutang pinjol dan kartu kredit dalam jumlah yang menurut saya tidak sedikit. Akan tetapi hasil berhutang itu tidak terlihat dalam kehidupannya sehari-hari.
Misal, dia masih naik kendaraan umum. Padahal nampaknya dia bukan tipe orang yang mau bertahan tidak memiliki kendaraan pribadi karena hobi naik kendaraan umum demi mengurangi kemacetan lalu lintas.
Rumah pun masih numpang di rumah orang tuanya. Makan sehari-hari biasa saja, masih lebih sering mengajak makan di kaki lima.
Bentuk-bentuk investasi? Tidak terlihat juga. Yang terlihat hanyalah sering stress dikejar-kejar debt collector. Sekadar untuk menjual sesuatu demi untuk mengurangi hutang pun ternyata tidak ada.
Jadi duit hasil ngutangnya dipakai untuk apa?
Suatu hari akhirnya kesempatan untuk bertanya datang juga ketika topik pembicaraan kami memang pas dan dia sendiri yang memulai pengakuan bahwa dia sedang berusaha keras melunasi hutang-hutangnya.
“Memangnya kebutuhan hidupmu banyak sekali ya, sampai-sampai harus ngutang sampai sebanyak itu?”
Jawabannya cukup membuat saya berpikir dan merenung.
“Saya suka bantuin orang. Jadi saya suka ngasih-ngasih”