31 Agustus 2024 -- Berlayar ke tengah laut Jakarta menggunakan KRI (Kapal Rumah Sakit Indonesia) dr Radjiman Wedyodiningrat (992). Kapal ini asli produksi Indonesia, dan baru saja pulang dari Gaza untuk misi kemanusiaan demi melaksanakan sila ke-2 Pancasila, yaitu "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab". dr Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang dokter yang mendapat gelar pahlawan nasional yang juga salah seorang tokoh pendiri Republik Indonesia.
Selama berlayar, bersama dengan para Gen Z kami mengikuti serangkaian kegiatan dalam rangka sosialisasi Pancasila pada Gen-Z dan milenial. Gak tanggung-tanggung, yang hadir dari Sabang sampai Merauke lho. Bahkan text Pancasila dibacakan dengan lantang oleh seorang Gen-Z yang jauh-jauh datang dari propinsi paling ujung Indonesia, yaitu Papua!
Berasa mengikuti penataran P4 dalam versi lebih asik karena dibawakan oleh beberapa pejabat TNI AL yang punya moto "Jalesveva Jayamahe" yang artinya "Justru di laut kita jaya". Hidup TNI AL!!
Kegiatan ini diselenggarakan oleh BPIP RI, yaitu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia @BPIPRI bersama dengan TNI AL dan Gerakan Nasional Penguatan Pancasila (GNPP). Dari nama-nama para penyelenggaranya sudah jelas kan maksud dan tujuan kegiatan ini. Saya sendiri hadir bersama dengan teman-teman Kotekasiana yang bekerja sama dengan wisata kreatif Jakarta. Emang bener ini adalah wisata yang kreatif sekali untuk warga Jakarta. Sayangnya kuota kehadiran memang terbatas, maklum yang diutamakan adalah Gen Z dan Milenial. Generasi yang lebih senior mah meliput saja untuk menyebarkan kegiatan keren ini ke seluruh Indonesia, salah satunya melalui tulisan di Kompasiana. Oh iya, kotekasiana itu singkatannya adalah Komunitas Traveller Kompasiana, komunitas jalan-jalan yang gak cuma sekedar jalan-jalan, tapi juga berbagi pengalaman berharga hasil "jalan-jalan" melalui tulisan di kompasiana supaya seluruh Indonesia bisa tahu betapa kerennya kegiatan seperti ini.
Selain ngomong tentang penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pesan-pesan Pancasila juga disampaikan melalui lagu-lagu kekinian yang membangkitkan jiwa muda. Indonesia itu memang kaya dalam segala hal, termasuk dalam budaya. Lagu Maumere pun dinyanyikan beramai-ramai sambil goyang Maumere. Tak ketinggalan lagu Terajana. Musik dangdut musik pemersatu yang bisa diterima semua kalangan. No demo, no protest, walau ada beberapa pertanyaan dari Gen Z yang agak nyerempet-nyerempet. Tapi, setelah dijelaskan oleh para pejabat yang hadir dengan gaya yang asik, nampaknya pertanyaan-pertanyaan tersebut berasal dari informasi yang tidak lengkap diterima oleh mereka.
Makanya, di jaman informasi berlimpah karena mudah di akses seperti sekarang ini, tingkatkan juga dong kemampuan menganalisa data dan informasi yang masuk ke kepala. Dicek sumbernya, dianalisa logika dan jalan ceritanya. Jangan sepotong-sepotong diterima langsung ambil kesimpulan ya!. Logika, kelengkapan informasi, dan sumber yang terpercaya itu satu paket untuk menganalisa informasi sebelum mengambil kesimpulan. Setelah mengambil kesimpulan, coba ditimbang-timbang lagi jika ada tindakan yang perlu dilakukan sebagai generasi muda yang ikut bertanggung jawab terhadap negara Indonesia yang kita cintai ini. Tanggung jawab sebagai generasi muda gak selalu harus diekspresikan lewat demo lho. Bersuara penting karena kalian juga generasi penerus calon-calon pejabat masa depan.
Oh iya, kemarin salah satu pembicara mengatakan bahwa hanya Indonesia dimana semua rakyatnya adalah calon presiden. Tentunya sesuai persyaratan yang berlaku ya. Kan gak mungkin juga anak dibawah umur menjadi presiden walau dia juga warga negara Indonesia. Tapi dia juga adalah salah satu calon presiden masa depan,
Mumpung masih muda, banyak waktu untuk menempa diri menjadi seorang yang berkualitas hingga kualitas itu akan kelihatan dengan sendirinya pada waktu yang tepat. Jangan kotori masa mudamu dengan hal-hal yang tak berguna, tetapi isilah masa muda untuk membangun portfolio yang baik. Supaya pada waktunya nanti, seandainya kesempatan itu datang, kamu sudah siap.