Lihat ke Halaman Asli

Veronika Gultom

TERVERIFIKASI

https://vrgultom.wordpress.com

Keluarga & Teman, Pemacu Semangat dalam Menyelesaikan Skripsi

Diperbarui: 12 Mei 2023   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Photo by RDNE Stock project/Pexels

Bekerja sambil kuliah (bukan kuliah sambil bekerja), dapat saya jalani dengan baik meskipun harus mengorbankan banyak waktu untuk bersosialisasi. Pulang kerja langsung ke kampus untuk kuliah, dari Senin sampai Sabtu. Minggu kadang diisi dengan praktikum laboratorium. Otomatis waktu untuk bertemu group lain selain keluarga, teman kerja, dan teman kuliah nyaris tidak ada. 

Hidup hanya seputar kerja dan kampus. Pulang ke rumah pun langsung tidur karena sudah capai. Namun semuanya bisa dilalui dengan baik.

Kebetulan juga antara pekerjaan dan jurusan kuliah memang sejalan. Boleh dibilang saat itu saya hanya mengejar ijasah, karena kenyataannya saya sudah bekerja di bidang yang sama dengan jurusan kuliah, yaitu di bidang IT. Dan sebelumnya saya sudah lulus diploma di bidang IT juga.

Saya pikir membuat skripsi akan mudah dan lancar-lancar saja karena toh mata kuliahnya sudah saya kuasai semua dan bisa dibilang semuanya adalah makanan sehari-hari di tempat kerja. Maka saya pun memberanikan diri menerima pekerjaan di Jakarta, ketika ada kesempatan. Pertimbangannya, toh tinggal skripsi. Bisa dikerjakan di rumah. Jarak antara Bandung dan Jakarta tidak jauh juga. Setiap weekend saya bisa pulang dan laporan ke dosen pembimbing. Saya pun memberi tahu dosen pembimbing bahwa saya akan menyelesaikan skripsi dan hadir untuk bimbingan setiap hari Sabtu. Dan beliau pun setuju.

Dosen pembimbing menyatukan jadwal bimbingan saya dengan dua orang lain dari kelas pagi. Sementara, saat itu saya adalah mahasiswa kelas malam.

Bekerja di Jakarta untuk pertama kalinya (baca: merantau), dan harus pulang ke Bandung setiap Jum'at malam dengan kereta api Parahyangan dan kembali lagi ke Jakarta setiap Senin subuh, ternyata cukup melelahkan. Apalagi saat itu kereta api Parahyangan di Jum'at malam dan Senin Subuh selalu penuh dan saya lebih sering mendapatkan tiket berdiri. 

Berangkat Jum'at malam dari Jakarta, dan sampai di Bandung sudah larut malam, besok paginya harus siap-siap bimbingan skripsi untuk sore hari, dan senin sekitar jam 3 pagi sudah harus lari lagi ke stasiun KA mengejar kereta jam 4 subuh menuju Jakarta.

Sementara weekday bekerja dan malamnya, di rumah, saya juga punya PR mempelajari pekerjaan kantor yang belum saya mengerti dan juga beradaptasi dengan lingkungan baru.

Kondisi itu ternyata benar-benar membuat saya lelah dan hampir tidak punya energi lagi untuk menyelesaikan skripsi. Nyaris saya mundur. Seorang teman lain yang sama-sama bimbingan skripsi sedang mempersiapkan pernikahan dan juga hampir tidak punya waktu menyelesaikan skripsi. Rupanya dia pun berniat mundur dan menunda kelulusan sampai tahun depan. 

Tinggalah seorang lagi yang tidak punya alasan untuk mundur. Akhirnya dia juga yang rajin menelepon mengingatkan kami berdua, nanti siang ketemu di titik X untuk sama-sama ke rumah ibu pembimbing untuk bimbingan skripsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline