Lihat ke Halaman Asli

Veronika Gultom

TERVERIFIKASI

https://vrgultom.wordpress.com

Modal Perantau: Nekat dan Tahan Banting

Diperbarui: 7 Mei 2023   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemudik tiba di Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, pada Senin (9/5/2022) siang.| KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD

Merantau ke "kota"? Sudah siapkah? Modal apakah yang Anda punya? Modal nekat? Ijazah? Modal keterampilan bekerja? 

Buat saya merantau adalah sebuah hal yang baik untuk perkembangan diri pribadi. Mungkin tidak sama untuk semua orang, namun pada umumnya perantau itu pada akhirnya memiliki pemikiran yang lebih terbuka yang "terpaksa" keluar karena proses pembentukan selama di perantauan. 

Tanpa bermaksud mengecilkan kelompok yang tidak memilih merantau, biasanya perantau lebih terbuka dengan perbedaan, entah itu perbedaan paham, perbedaan budaya, perbedaan gaya hidup, dll. 

Hal ini dikarenakan mereka terbiasa hidup bersama-sama dengan orang dari berbagai latar belakang. Sementara yang tidak merantau, mereka cenderung diam di zona nyamanya.

Namun demikian semua kembali kepada kepribadian masing-masing. Yang tidak merantau pun banyak yang punya pola pikir maju, sementara yang merantau ternyata tidak bisa membawa diri, akibatnya tidak ada kemajuan walau tetap bertahan di perantauan.

Selain berbagai keterampilan untuk mendapatkan lahan mata pencaharian atau mungkin modal nekat, menurut saya, terutama para perantau juga harus memiliki keterampilan dan kemampuan bertahan dan berusaha sampai sukses.

Apa itu keterampilan dan kemampuan bertahan sampai sukses dan mengapa disebut keterampilan?

Saya menyebutnya keterampilan karena perlu dilatih. Semua orang mungkin memiliki kemampuan itu tetapi tidak semua orang punya kesempatan untuk mengeluarkannya. Terutama orang-orang yang lebih suka berdiam dalam comfort zone. Mereka tidak pernah menantang diri untuk mencoba hal baru. Misalnya merantau.

Pindah ke tempat baru, lingkungan baru, budaya baru bukanlah hal yang mudah terutama bagi pemula. Meskipun itu masih satu negara, tetapi budaya di "kampung" dan di "kota" tentunya berbeda. 

Di kampung mungkin cuma ada saudara-saudara sesuku yang sudah jelas aturannya dalam mengarungi hidup secara berdampingan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline