Lihat ke Halaman Asli

Veronika Gultom

TERVERIFIKASI

https://vrgultom.wordpress.com

Dulu Karyawan, Setelah Pensiun Jadi Direktur

Diperbarui: 9 Agustus 2021   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Membangun Usaha Setelah Pensiun | source: shutterstock

Setelah pensiun adalah waktu yang tepat untuk menobatkan diri sebagai direktur, entah direktur apa pun. Yang jelas segala usaha yang berkesinambungan dalam memproduksi sesuatu dan mencari keuntungan dari sebuah transaksi adalah sebuah mata pencaharian. 

Dan jika usaha itu dimiliki, diusahakan, dimodali dengan uang sendiri, artinya orang itu adalah direktur dari per-"usaha"-an itu.

Jika dulu bekerja sebagai pegawai negeri atau perusahaan swasta yang juga mengenal masa pensiun. 

Maka, sekarang bekerja dengan mengusahakan segala sesuatunya sendiri. Ada yang bilang demi sesuap intan, sesendok berlian, atau sebongkah emas permata. Walau sudah pensiun, selama tujuan belum tercapai, maka naik pangkat menjadi direktur pun tetap diterima dengan rendah hati.

Ayah saya dulu mulai mengelola warung yang sebelumnya dikelola oleh ibu kami sambil menjalankan rumah tangga sehari-hari dengan tujuh anak yang masih sekolah. 

Pengelolaan warung yang tidak fokus, membuat warung tersebut jatuh bangun kadang kosong, kadang penuh barang, tergantung cash flow yang kenyataannya selalu terganggu. 

Bahkan para sepupu kami menyebutnya "warsong" alias warung kosong, karena lebih sering kosong daripada ada isinya. 

Namun entah bagaimana, warung itu tidak pernah mati walau jalannya terseok-seok. Bahkan setelah ayah saya pensiun dan fokus mengelola warung itu, warung mulai memperlihatkan hasilnya. 

Dari cuma warung kecil yang menyediakan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, jajanan anak, dan rokok. Lama-kelamaan warung itu berkembang menjadi pangkalan LPG berbagai ukuran dan air mineral galon yang perputarannya cukup cepat. 

Pelanggan kami tidak lagi hanya tetangga sekitar, tetapi dari kampung-kampung tetangga juga berdatangan. Dan kami memposisikan ayah kami sebagai "direktur".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline