Lihat ke Halaman Asli

Dari 25 Ribu Menjadi 55 Juta

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa bulan yang lalu saya melakukan kunjung kesalah satu usaha anggota koperasi Mitra Usaha Perempuan di Dusun Suru, Desa kampung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Beliau adalah Ibu Aminah yang biasa dipanggil mbk Aminah (27). Perempuan yang hanya mengenyam pendidikan terakhir di bangu Sekolah Dasar (SD) telah mampu mengangkat kesejahteraan keluarganya. Beliau mempunyai anak 1 yang baru berumur 6 tahun sedangkan suminya hanyalah seorang buruh bangunan.

Melalui  usaha

Dengan umurnya yang masih muda dia mulai merintis usaha kecil-kecilan sejak umur 24 tahun. Alasan yang beliau kemukakan memilih usaha tersebut dikarenakan hasil kerja suami tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

Malalui usaha "Donat" dan dengan hanya bermodal Rp 25.000,- diawal usahanya, beliau mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Dimana beliau menjual dagangannya dengan cara keliling. Berjualan keliling menjadi alternatif pilihan utama dikarenakan konsumen yang membeli adalah petani yang sedang di sawah .

Dari beberapa hari menjual dagangannya,  muncul permintaan dari para konsumen untuk dia menjual makanan lainnya seperti; nasi, tempe, tahu dan sayur. Permintaan tersebut direspon positif dan dari keuntungan menjual donat, akhirnya mbk Aminah menambah produk daganganya sesuai dengan permintaan konsumen.

Usaha kecil tersebut dijalankan secara terus menerus. Berkat ketekunan dan keuletan dan pada akhirnya Mbk Aminah bisa membuka usaha baru yaitu jual pulsa. Usaha pulsa memberi keuntungan tersendiri dan keuntungan yang diperoleh ditambahkan ke modal usaha lagi dan akhirnya dia mampu menambah produk yaitu dengan menyediakan bensin dan menjual makanan ringan.

Usaha beliau jalankan dengan fasilitas seadanya. Dimana beliau belum mempunyai etalase, lemari untuk jualan dan warung yang rapi dan bagus. Kemudian dari laba yang diperoleh dari usaha tersebut dengan ditambah akses pinjaman pertama sebesar Rp 1.000.000,- ,beliau mampu membeli etalase dan beberapa produk  kebutuhan pokok lainnya.

Pandangan Negatif Masyarakat

Banyak Stigma negative dimasyarakat diawal beliu merintis usaha khususnya dimata saudaranya. Ketika berjualan keliling beliu sempat di bilang, “setelah jual donat, tempe, tahu,….besok mau jual apa lagi?” kata-kata itu mengisyaratkan bahwa beliu dianggap akan menjual dirinya.

Dari statmen tersebut beliau sempat mengalami tekanan batin yang luar biasa. Beliau sempat menangis sendiri dikamar tanpa orang lain tahu. Perkataan tersebut sangat menyakitkan bagi beliau. Meskipun demikian sikap ramah sopan dan santun selalu beliau perlihatkan, justru sebaliknyaa perkataan tersebut beliu jadikan semangat untuk selalu berusaha dengan gigih untuk menjalankan usahanya.

Hambatan itu tidak berhenti distu saja, dimana lahan warung yang selama ini beliau pakai yang itu bukan lahan miliknya menjadi masalah baru. Dimana anak pemilik lahan meminta orangtuanya untuk mengusir mbk Aminah. Akan tetapi usaha tersebut gagal karena yang punya tanah (orangtua anak yang meminta mbk Aminah pergi) bilang bahwasanya beliu telah mengijinkan Mbk Aminah untuk usaha dan setiap orang mempunyai keberuntungan dan rejeki yang berbeda-beda. Dari Pernah seekali beliau (Mbk Aminah) diancam dengan menggunakan pisau. Dengan ketenangan hati dan jiwa beliau bisa mengatasinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline